Hahaha....., Mas Muiz membuka lebar-lebar. Padahal saya sudah "umpetin" dengan cukup sebatas "turunan" atau "nasab". Tentu, turunan sudah termasuk yang plus maupun yang minus. Saya khawatir menyunggging -- ee sori menyinggung-- anggota WM yang ada ranah bibit yang negatif itu.
Tapi, karena sudah dibuka lebar-lebar, ya saya tinggal mengangguk untuk membenarkan, hehehe....
Wassalam,
chodjim
----- Original Message -----
From: Abdul Muiz
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Saturday, February 26, 2011 10:49 AM
Subject: Bls: Bls: Bls: Bls: Bls: Bls: [wanita-muslimah] Imam Homo: 'Homoseksualitas Bukan Dosa'
Tambahan dari saya OOT ya. Bibit itu termasuk apa ada leluhurnya yang sakit
syaraf, karena bisa menurun secera genetika, wah, kasihan dong yang sudah jatuh
cinta setenga mati, ibarat tai kucing rasa coklat, kemudian dapat info calon
pasangan ternyata punya nashab yang pernah menderita syaraf alias gila, kacien
deh, jadi bingung jadian apa enggak ya ?? :)
________________________________
Dari: chodjim <chodjim@gmail.com>
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Terkirim: Sab, 26 Februari, 2011 10:35:35
Judul: Re: Bls: Bls: Bls: Bls: Bls: [wanita-muslimah] Imam Homo:
'Homoseksualitas Bukan Dosa'
Ini untuk menambah "pengelanturan". OOT-lah dari pertanyaan Mbak Mia. :)
Dalam falsafah Jawa, dalam mencari jodoh haruslah memperhatikan 4 hal tetapi
sekarang sudah minus satu seperti yang diungkapkan Mas Muiz.
1. Bibit.
Hal ini berkaitan dengan faktor keturunan, alias nasab. Ini untuk mencari yang
sekufu atau sebanding agar tidak terjadi perbedaan latar belakang keluarga yang
mencolok.
2. Bobot.
Hal ini berkaitan dengan kualitas individu yang akan dijadikan pasangan
hidupnya. Tentu seorang ortu akan mencari menantu yang berbobot alias
berkualitas. Dan, bobot mencakup kualitas kecerdasan maupun
kecantikan/kegantengan.
3. Bebet (baca: e seperti pada te-man).
Hal ini berkaitan dengan ekonomi. Kalau calon pasangan berasal dari keluarga
miskin, ada kemungkinan timbul hal-hal (perilaku) yang tidak diharapkan.
4. Bebet (baca: e seperti pada teks, pen-dek).
Hal ini berkaitan dengan lingkungan hidup (lingkungan kecil dalam rumah,
lingkungan besar seperti adat, pergaulan, dan lainnya).
Banyak konflik rumahtangga atau perceraian akibat kebiasaan-kebiasaan yang
berbeda latar belakang lingkungan hidupnya, yang tidak bisa diatasi lagi.
Dari keempat faktor itu seringkali bebet atau bebet digugurkan salah satunya.
Padahal keempatnya penting.
Wassalam,
chodjim
----- Original Message -----
From: Abdul Muiz
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Saturday, February 26, 2011 7:32 AM
Subject: Bls: Bls: Bls: Bls: Bls: Bls: [wanita-muslimah] Imam Homo:
'Homoseksualitas Bukan Dosa'
makanya filosofi jawa menawarkan untuk mencari pendamping hidup supaya meneliti
dengan cermat bibit, bobot dan bebet.
________________________________
Dari: sunny <ambon@tele2.se>
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Terkirim: Sab, 26 Februari, 2011 06:47:19
Judul: Re: Bls: Bls: Bls: Bls: Bls: [wanita-muslimah] Imam Homo:
'Homoseksualitas Bukan Dosa'
Ganguan syaraf bisa diwarisi turun temurun. Saya mempunyai teman menderita
Alhzeimer, ternyata ayahnya juga penderita penyakit tsb.
----- Original Message -----
From: Abdul Muiz
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Friday, February 25, 2011 10:28 PM
Subject: Bls: Bls: Bls: Bls: Bls: Bls: [wanita-muslimah] Imam Homo:
'Homoseksualitas Bukan Dosa'
om sunny, analisa spekulatif apapun masih mungkin, yang jelas anak teman saya
yang di Bandung itu dari garis ibunya memang punya leluhur yang memiliki
kemampuan berkomunikasi dengan alam ghaib (semacam paranormal). Ibunya yang
melahirkan juga mampu melihat makhluq asing (makhluq halus bukan kayak tepung
lho ??).
________________________________
Dari: sunny <ambon@tele2.se>
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Terkirim: Sab, 26 Februari, 2011 02:11:04
Judul: Re: Bls: Bls: Bls: Bls: Bls: [wanita-muslimah] Imam Homo:
'Homoseksualitas Bukan Dosa'
Jangan-jangan anaknya itu mempunyai gangguan syaraf seperti yang disebut
"seasonal disorder syndrome", ini gangguan syaraf otak musiman. Orang yang
menderita gangungan ini mendengar ada orang yang berbicara dengan dia. Jadi dia
berbicara seperti berkonversasi antara dua orang, karena dia mendengar ada
biskian suara, lalu dia jawab.
__
[Non-text portions of this message have been removed]
[Non-text portions of this message have been removed]
[Non-text portions of this message have been removed]
[Non-text portions of this message have been removed]
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment