Jadi untuk soal cari pasangan ini sikap diskriminatif memang dibenarkan ya? Ide bahwa semua manusia adalah sama, untuk soal yang satu ini, tidak berlaku rupanya ...
Jodoh sebaiknya yang dicari adalah yang sebanding tingkat ekonominya. Kalau dapat yang keluarga miskin - kata Pak Chodjim - nanti ada perilaku yang tidak diharapkan. Jadi, jangan kawin dengan orang miskin. Kalau begitu orang miskin ini nanti kawin dengan siapa? ... Jodoh harus juga yang berbobot baik kecerdasan maupun kecantikan. Lalu bagaimana dengan orang yang sudah bodoh, jelek lagi ... ? Belum lagi kalau miskin ... Kalau orang-orang konsisten menjalankan seperti syarat empat itu, maka pasti ada orang yang susah kawin. Nah, kalau ini terjadi pada laki-laki dengan libido tinggi bagaimana? ... Masa iya disuruh puasa terus? Apa perlu dikebiri saja? ... Kalau memang syarat empat yang diskriminatif itu dianggap Islami, maka tidak adil dong kalau orang bernasib sial (sudah bodoh, jelek, miskin, keluarganya ada yang gila lagi) divonis dosa kalau memuaskan libidonya dengan pelacur, misalnya. Siapa juga yang pengen nasib sial seperti itu? Toh bukan pilihannya? ....
Ada teman yang dulu pacaran dengan calon dokter, tetapi putus di tengah jalan karena ibu si pacar ini tidak setuju sebab teman ini seorang pegawai kecil biasa. Nah apa ibu si pacar ini telah bersikap Islami? ... Di sebuah universitas ada juga seorang pegawai tata usaha laki-laki yang ternyata bisa punya istri seorang dokter. Ada famili dengan latar belakang keluarga sederhana (guru sekolah), tetapi menikah dengan anak perempuan seorang mantan pejabat yang kaya raya. Pernikahannya sangat megah dan mengundang orang-orang penting. Apakah kedua contoh terakhir ini tidak Islami?
Keempat syarat seperti itu sepertinya sebuah Darwinisme sosial ya? ... Tujuannya adalah mencari manusia unggulan. Dengan begitu kan orang-orang jelek, miskin, bodoh, keturunan orang gila dan sebagainya, semua sampah kehidupan itu, pelan-pelan bisa dieliminasi dari muka bumi, sehingga akhirnya hanya ada Uebermensch. Manusia super.
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abdul Muiz <muizof@...> wrote:
>
> Tambahan dari saya OOT ya. Bibit itu termasuk apa ada leluhurnya yang sakit
> syaraf, karena bisa menurun secera genetika, wah, kasihan dong yang sudah jatuh
> cinta setenga mati, ibarat tai kucing rasa coklat, kemudian dapat info calon
> pasangan ternyata punya nashab yang pernah menderita syaraf alias gila, kacien
> deh, jadi bingung jadian apa enggak ya ?? :)
>
>
>
>
> ________________________________
> Dari: chodjim <chodjim@...>
> Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Terkirim: Sab, 26 Februari, 2011 10:35:35
> Judul: Re: Bls: Bls: Bls: Bls: Bls: [wanita-muslimah] Imam Homo:
> 'Homoseksualitas Bukan Dosa'
>
>
> Ini untuk menambah "pengelanturan". OOT-lah dari pertanyaan Mbak Mia. :)
> Dalam falsafah Jawa, dalam mencari jodoh haruslah memperhatikan 4 hal tetapi
> sekarang sudah minus satu seperti yang diungkapkan Mas Muiz.
>
> 1. Bibit.
> Hal ini berkaitan dengan faktor keturunan, alias nasab. Ini untuk mencari yang
> sekufu atau sebanding agar tidak terjadi perbedaan latar belakang keluarga yang
> mencolok.
>
> 2. Bobot.
> Hal ini berkaitan dengan kualitas individu yang akan dijadikan pasangan
> hidupnya. Tentu seorang ortu akan mencari menantu yang berbobot alias
> berkualitas. Dan, bobot mencakup kualitas kecerdasan maupun
> kecantikan/kegantengan.
>
> 3. Bebet (baca: e seperti pada te-man).
> Hal ini berkaitan dengan ekonomi. Kalau calon pasangan berasal dari keluarga
> miskin, ada kemungkinan timbul hal-hal (perilaku) yang tidak diharapkan.
>
> 4. Bebet (baca: e seperti pada teks, pen-dek).
> Hal ini berkaitan dengan lingkungan hidup (lingkungan kecil dalam rumah,
> lingkungan besar seperti adat, pergaulan, dan lainnya).
>
> Banyak konflik rumahtangga atau perceraian akibat kebiasaan-kebiasaan yang
> berbeda latar belakang lingkungan hidupnya, yang tidak bisa diatasi lagi.
>
> Dari keempat faktor itu seringkali bebet atau bebet digugurkan salah satunya.
> Padahal keempatnya penting.
>
> Wassalam,
>
> chodjim
>
> ----- Original Message -----
> From: Abdul Muiz
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Sent: Saturday, February 26, 2011 7:32 AM
> Subject: Bls: Bls: Bls: Bls: Bls: Bls: [wanita-muslimah] Imam Homo:
> 'Homoseksualitas Bukan Dosa'
>
> makanya filosofi jawa menawarkan untuk mencari pendamping hidup supaya meneliti
> dengan cermat bibit, bobot dan bebet.
>
> ________________________________
> Dari: sunny <ambon@...>
> Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Terkirim: Sab, 26 Februari, 2011 06:47:19
> Judul: Re: Bls: Bls: Bls: Bls: Bls: [wanita-muslimah] Imam Homo:
> 'Homoseksualitas Bukan Dosa'
>
> Ganguan syaraf bisa diwarisi turun temurun. Saya mempunyai teman menderita
> Alhzeimer, ternyata ayahnya juga penderita penyakit tsb.
>
> ----- Original Message -----
> From: Abdul Muiz
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Sent: Friday, February 25, 2011 10:28 PM
> Subject: Bls: Bls: Bls: Bls: Bls: Bls: [wanita-muslimah] Imam Homo:
> 'Homoseksualitas Bukan Dosa'
>
> om sunny, analisa spekulatif apapun masih mungkin, yang jelas anak teman saya
> yang di Bandung itu dari garis ibunya memang punya leluhur yang memiliki
> kemampuan berkomunikasi dengan alam ghaib (semacam paranormal). Ibunya yang
> melahirkan juga mampu melihat makhluq asing (makhluq halus bukan kayak tepung
> lho ??).
>
> ________________________________
> Dari: sunny <ambon@...>
> Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Terkirim: Sab, 26 Februari, 2011 02:11:04
> Judul: Re: Bls: Bls: Bls: Bls: Bls: [wanita-muslimah] Imam Homo:
> 'Homoseksualitas Bukan Dosa'
>
> Jangan-jangan anaknya itu mempunyai gangguan syaraf seperti yang disebut
> "seasonal disorder syndrome", ini gangguan syaraf otak musiman. Orang yang
> menderita gangungan ini mendengar ada orang yang berbicara dengan dia. Jadi dia
> berbicara seperti berkonversasi antara dua orang, karena dia mendengar ada
> biskian suara, lalu dia jawab.
> __
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment