Advertising

Tuesday 27 September 2011

[wanita-muslimah] Lima Tahun Istriku Bergelut dengan Tumor (1)

 

Lima Tahun Istriku Bergelut dengan Tumor (1) *Dia Gadis Jujur dan Tekun*
*KISAH* nyata yang mengharukan ini dialami oleh Sofian (42). Istrinya yang
dicintai jatuh sakit selama 5 tahun, menderita peyakit diabetes dan tumor.
Berbagai pengobatan telah dijalani, termasuk di rawat di rumah sakit karena
ada benjolan di dekat payudara dan harus dioperasi. Bagaimana kisah duka
yang dialami Sofian? Berikut penuturannya kepada *Kuswari*. Selamat
menyimak.

*KUNIKAHI* istriku saat itu karena dia seorang gadis yang sederhana dan
mempunyai daya tarik tersendiri bagiku. Apalagi tinggalnya tidak jauh dari
rumahku. Aku tahu persis bagaimana perilakunya. Dia rajin beribadah dan
mengajar di sebuah madrasah. Dia tinggal bersama neneknya. Sementara ayah
dan ibunya sudah lama bercerai. Tidak lama kemudian ibu kandungnya meninggal
dunia.

Dia memang patut disayangi, terlebih selama aku mengenalnya. Bapaknya jarang
sekali menengok atau memberi biaya untuk kehidupan sehari-hari. Untung saja
tinggal bersama neneknya yang rajin berjualan, sehingga sedikit demi sedikit
kebutuhan hidupnya bisa teratasi.

Kasihan melihat gadis berkulit putih itu, setiap hari membantu neneknya
berjualan. Terkadang kulihat usai salat Subuh dia sudah membereskan warung
dan menyiapkan barang untuk berjualan, sementara neneknya belum datang dari
pasar.

Sesekali aku melihat dia sedang melayani pembeli. Warungnya cukup banyak
pembeli, karena menyediakan berbagai kebutuhan sehari-hari bagi ibu rumah
tangga. Dia terlihat sangat rajin dan hampir seharian tidak pernah berhenti
membantu neneknya.

Sore hari digunakannya untuk mengajar ngaji anak-anak di sebuah madrasah
dekat masjid. Aku sering melihat dia sedang mengajarkan membaca Alquran
kepada anak-anak yang tinggal di daerah itu. Dia tampak sabar dan telaten
dalam mendidik para siswa, bahkan jiwa seorang guru telah tertanam dalam
dirinya.

Lama kelamaan aku semakin tertarik dan simpati kepada sosok gadis yang
usianya boleh jadi hanya berbeda 2-3 tahun di bawah usiaku. Kami bertetangga
dan aku tahu persis bagaimana kehidupan sehari-harinya. Dia seorang wanita
yang sangat sederhana, lugu, dan menerima apa adanya. Aku tidak tahu kedua
orangtuanya. Hanya menurut tetangga yang pernah berbincang-bincang denganku,
sudah lama ibunya meninggal dunia, sementara bapaknya sudah menikah lagi dan
tidak mau mengurusnya.

Ada rasa penasaran yang berkecamuk dalam dadaku setelah kuketahui secara
diam-diam. Dia sosok gadis yang ternyata memiliki latar belakang yang sangat
menyedihkan, dibalut dalam perjalanan hidup yang penuh duka dan derita
berkepanjangan.

Namun aku salut pada kegigihan dan kekuatannya menahan segala ujian yang
menimpa dirinya. Dia mengajar di madrasah semata-mata untuk membina
anak-anak agar memahami agama, sementara gaji yang diperolehnya tidaklah
menentu, sebab mengajar bukanlah jaminan untuk bisa hidup sejahtera. Namun
kulihat setiap hari dia mengajarkan ngaji di sebuah mesjid dikelilingi
anak-anak yang haus ilmu agama.

Setiap sore dia pasti melewati depan rumahku untuk mengajar di masjid.
Secara sembunyi-sembunyi sering aku menatap wajah dan tubunya yang langsing
yang membuat aku menaruh harapan besar untuk menjadikan dia sebagai istriku.
Aku yakin dialah calon istriku yang terbaik dan dia bisa dijadikan sebagai
ibu bagi anak-anakku kelak.

Suatu ketika kami pun berkenalan dan berpacaran cukup lama. Dari obrolan
setiap kali bertemu, mulai terungkap yang sebenarnya siapa sosok gadis yang
kini menjadi calon istriku. Dia memang tidak diakui oleh ayahnya sebagai
anak, itu yang tidak kumengerti. Entah apa sebenarnya yang terjadi padanya,
aku sama sekali tidak mengerti. Aku sendiri tidak mau banyak bertanya,
membiarkan saja sampai kami seia sekata untuk hidup bersama dalam suatu
ikatan pernikahan.

"Apakah kamu tidak menyesal menikah denganku?" tanya istriku suatu ketika.

"Lho, kenapa harus menyesal, aku mencintai kamu sepenuh hati! Kita jalani
hidup ini sebaik-baiknya, toh segala sesuatu berada di tangan Allah swt,"

"Kalau begitu aku bersyukur sekali memperoleh suami seperti kamu, namun
kuharap kita bisa memelihara kasih sayang diantara kita,"

Aku gembira setelah kurasakan kalau memang dia adalah sosok wanita yang
sejak kecil tidak mendapat perhatian dari ayah dan ibunya. Sejak usia balita
diambil oleh neneknya. Dia terasing dari kedua orangtuanya. (bersambung)**

--
Aldo Desatura ® & ©
Twitter = @desatura
YM = desatura
Facebook = hanjakal@gmail.com

================
Kesadaran adalah matahari, Kesabaran adalah bumi
Keberanian menjadi cakrawala dan Perjuangan Adalah pelaksanaan kata kata

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment