Advertising

Friday 30 September 2011

[wanita-muslimah] Robohnya Gereja kami

Dari milis sebelah, apa benar Muslim "seharusnya" begitu ???

Salam,
Massa ormas yg kelihatan banyak ini, sebenarnya hanya dikendalikan oleh
SATU ORANG DALANG yg mengkin dilindungi oleh pemerintah . Contoh lain adalah
seperti walikota Bogor yg berani melawan siapapun termasuk Pengadilan
Tertinggi di negara ini( MA).Pemerintah mendiamkan adalah sama dng
menyetujui sesuai adagium hukum.

Wasalam,
Wal Suparmo

--- Pada *Rab, 28/9/11, Al Faqir Ilmi <alfaqirilmi@yahoo.com>* menulis:


Dari: Al Faqir Ilmi <alfaqirilmi@yahoo.com>
Judul: [Indonesia-Rising] Robohnya Gereja Kami
Kepada:
Tanggal: Rabu, 28 September, 2011, 2:21 PM


Robohnya Gereja Kami

Massa ormas mengatasnamakan agama menyerang dan menutup paksa Gereja
Pantekosta di Jatinangor. Negara dan aparat keamanan seperti tidak berdaya.

Bambang Prasethyo / Arwani
27 September 2011 - 15:52 WIB

Minggu pagi 17 Juli 2011. Puluhan jemaat Gereja Pantekosta di Jatinangor
mengikuti kebaktian di tempat ibadah di perbatasan Jatinangor, Kabupaten
Sumedang, dan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Gereja itu merupakan
satu-satunya tempat ibadah jemaat Gereja Pantekosta di Indonesia di wilayah
Sumedang dan Kabupaten Bandung.

Kebaktian yang dipimpin Pendeta Bernhard Maukar tersebut berjalan khidmat.
Para jemaat yang kebanyakan karyawan pabrik tekstil di wilayah Rancaekek
khusyuk memanjatkan doa-doa. "Selama 25 tahun berdiri tak pernah ada warga
yang mengeluh atas keberadaan gereja kami. Karena memang tak ada warga yang
dirugikan," kata Berhard.

Di tengah khidmatnya upacara kebaktian, Pendeta Bernhard menerima telepon.
Kapolsek Sumedang mengatakan massa Front Pembela Islam dalam perjalanan
menuju gereja. "Ketika saya memimpin kebaktian, Kapolsek menelepon dan
menyuruh saya menutup gerbang gereja. Katanya FPI menuju tempat kami," kata
Bernhard.

Pendeta Bernhard segera turun dari lantai dua untuk menggembok pintu gerbang
gereja. Tak lama berselang terdengar teriakan, "Allahu-akbar,
Allahhu-akbar…." Massa bersorban membawa spanduk bertuliskan "usut gereja
liar" serta berbagai senjata tajam telah mengepung gereja.

Jemaat peserta kebaktian mengamankan diri dengan mengunci diri di dalam
gereja. Pendeta Bernhard mengintip dari lantai dua. Di luar, Kapolsek
Sumedang Sujoto yang sebelumnya menginstruksikan agar menutup pintu gerbang
justru membuka gembok. "Saya heran. Kapolsek yang menyuruh saya mengunci
gerbang malah membuka kunci itu," ujarnya.

Merasa diberi jalan oleh Kapolsek, massa FPI merangsek dan mendobrak pintu
gereja. Mereka memporak-porandakan isi gereja sambil mengacung-acungkan
celurit, pedang, dan tongkat. Kursi-kursi dilemparkan. Para jemaat
dikumpulkan paksa di tengah ruang gereja. Sebagian jemaat melarikan diri
melalui sawah di belakang gereja.

Massa FPI lalu memeriksa ruangan demi ruangan mencari Pendeta Bernhard.
"Keluar. Cepat keluar!" teriak mereka. Merasa nyawanya terancam, Bernhard
dan istrinya, Corry Pianaung, bersembunyi di ruang kerja di lantai dua.
Massa yang beringas menemukan dan menggiring keduanya menuju lantai satu
tempat seluruh jemaat dikumpulkan.


Gereja Pantekosta Jatinangor

Bernhard berhasil melarikan diri dan lari ke lantai dua. Karena khawatir
atas keselamatan jemaatnya, beberapa menit kemudian dia memberanikan diri
keluar dan menemui massa FPI serta jemaatnya di ruang tengah gereja.

Pendeta Bernhard dan istrinya lalu digiring menuju ruangan gereja lama yang
sudah tidak digunakan. Di ruangan itu sudah menunggu Camat Jatinangor
Nandang Suparman, Kapolsek Jatinangor Sujoto, beberapa anggota Koramil
Jatinangor, serta massa FPI. Berhard pun dipaksa menandatangani surat
persetujuan menutup Gereja Pantekosta yang sudah 25 tahun berdiri itu.

"Waktu membaca isi surat itu tertulis saya bersedia menutup gereja ini untuk
selamanya tanpa ada paksaan. Mana bisa isi suratnya seperti itu? Sudah jelas
saya dipaksa menandatanganinya, di sana malah tertulis tanpa paksaan.
Makanya saya menolak menandatanganinya," kata Bernhard.

Orang-orang FPI, Camat, Kapolsek, serta anggota Koramil Jatinangor terus
memaksa Bernhard menandatangani surat tersebut. Mereka mengajak Berhard
berunding di Kecamatan Jatinangor tiga hari setelah penyerangan. Dalam
pertemuan kedua itu Bernhard bersedia menandatangani surat perjanjian
tersebut karena diintimidasi massa FPI dan Camat, Kapolsek, dan anggota
Koramil.


Nikah Lari

Pasca-penutupan paksa Gereja Pantekosta Jatinangor, seluruh kegiatan
keagamaan di gereja tersebut dilarang. Tidak terkecuali prosesi pernikahan
Fernando Simanjuntak dengan Luciana yang rencananya dilangsungkan di gereja
itu pada Sabtu 24 September 2011.

Rencana pernikahan yang telah disusun jauh-jauh hari berantakan dua hari
sebelum prosesi sakral dilaksanakan. Camat Jatinangor Nandang Suparman
menyarankan agar pernikahan tidak digelar di Gereja Pantekosta. Alasannya,
ada ancaman penyerangan terhadap acara itu.

Nandang memberikan alternatif pernikahan dilakukan di aula Kecamatan
Jatinangor. "FPI mengancam mengacaukan pernikahan tersebut jika mereka
bersikeras menggelarnya di gereja. Jadi, saya beserta Kapolsek dan Koramil
menyarankan mereka menggelar pernikahan di kantor kecamatan saja," katanya.

Sehari menjelang pernikahan, keluarga Luciana mengungsikan prosesi
pernikahan di Tasikmalaya. Pihak keluarga sudah tidak kuat menghadapi
berbagai tekanan yang menghantui persiapan pernikahan anak mereka.

Hal yang dikhawatirkan keluarga Fernando dan Luciana terjadi. Sabtu 24
September sekelompok preman membuat gaduh di gereja Pantekosta. Mereka
berdemo dan menggoyang-goyang gerbang gereja. Mereka mengira pernikahan
digelar di gereja karena acara di kantor kecamatan dibatalkan.

"Waktu saya di Tasik untuk melakukan pemberkatan pernikahan Fernando, massa
bayaran Lurah (Mekar Galih) Arief berdemo di depan gereja. Mereka pikir kami
menggelar pernikahannya di gereja. Padahal, kami sudah ada di Tasik," kata
Pendeta Bernhard.

Bernhard yakin massa yang melakukan demo dan merusak pintu gerbang gereja
pada Sabtu itu merupakan orang-orang bayaran Arief Saefuloh. Menurut
kesaksian pekerja gereja, pada saat terjadi demo Lurah Mekar Galih itu
terlihat di belakang gereja memobilisasi massa.

Istri Bernhard, Corry juga yakin massa berdemo dan merusak gerbang gereja
orang-orang bayaran Arief. "Pertama kali gereja ini dibangun, lurah itu
membuat gaduh gereja ini. Namun, setelah diberi pinjaman uang dua juta dia
jadi berbalik menjaga gereja ini dan terbukti aman. Sekarang dia membuat
gaduh lagi dengan mengerahkan ormas serta preman bayaran. Mungkin dia mau
minta uang lagi," kata Corry.

Izin Tempat Ibadah

JM Nainggolan

Selain jemaat Gereja Pantekosta yang dilarang melakukan ibadah di gerejanya,
300 ribu lebih umat kristiani di Kabupaten Bandung sulit mendapatkan tempat
untuk beribadah. Pemerintah Kabupaten Bandung belum pernah sekali pun
mengeluarkan izin untuk pembangunan gereja meskipun segala persyaratan telah
dipenuhi.

"Sejak Indonesia merdeka sampai sekarang tidak pernah ada gereja resmi di
wilayah Kabupaten Bandung," kata JM Nainggolan, Kepala Bimbingan Masyarakat
Kristen Kantor Wilayah Kementrian Agama Jawa Barat.

Menurut Nainggolan, saat ini kebanyakan umat kristiani di Kabupaten Bandung
telantar imannya, karena tidak ada tempat bagi mereka beribadah. Bukan hanya
tidak ada gereja resmi, gereja semipermanen pun ditutup paksa oleh
ormas-ormas.

"Penutupan gereja bukan hanya terjadi pada 14 rumah ibadah di Rancaekek (12
Desember 2010 massa Gerakan Reformis Islam dan Front Pembela Islam menyisir
tujuh tempat ibadah jemaat Huria Kristen Batak Protestan Bethania di
Rancaekek). Kejadian serupa pun menimpa wilayah lain seperti di Soreang,
Baleendah, dan yang terakhir di Gereja Pantekosta di perbatasan Kabupaten
Bandung dengan Sumedang," kata Nainggolan.

Nainggolan pernah menawarkan solusi sulitnya perizinan membangun gereja di
Kabupaten Bandung. Dia menyarankan Pemerintah Kabupaten membuat persyaratan
bagi developer perumahan untuk mendirikan rumah ibadah bagi seluruh agama di
dalam kompleks yang akan di bangun. Dengan begitu umat seluruh agama akan
mudah mengakses tempat ibadah. "Saya dulu mengusulkan seperti itu. Cuman gak
pernah ditangggapi," ujarnya.

Foto: VHRmedia / Bambang Prasethyo
http://www.vhrmedia.com/2010/detail.php?.e=4380


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

0 comments:

Post a Comment