Lima Tahun Istriku Bergelut dengan Tumor (3) *Penyakit Istriku Kambuh Lagi*
*SEBELUMNYA* diceritakan, setelah Sofian menikah, meski tanpa disaksikan
mertuanya, ia hidup bahagia dan dikaruniai empat orang anak. Namun kehidupan
itu seperti roda, selalu berputar. Di tengah kebahagiaan, sang istri jatuh
sakit. Sofian berusaha mencari uang jutaan rupiah untuk biaya pengobatan.
Pengorbanannya tidak sia-sia. Istrinya sembuh. Bagaimana selanjutnya? Ikuti
terus penuturannya kepada *Kuswari*.
*SECARA* perlahan namun pasti, terlihat perubahan pada istriku. Berat
tubuhnya naik 3 kg. Sekarang tidak kelihatan kurus, bahkan wajahnya yang
semula terlihat tulang pipinya, kini tertutup dengan daging. Makan pun sudah
mulai terlihat lahap, meski tetap harus dijaga karena khawatir penyakitnya
kambuh lagi.
Selama beberapa bulan, kami merasa bahagia, istriku tidak terlalu merepotkan
dan banyak membantu menyediakan makanan saat aku akan bekerja atau pulang.
Anak-anak pun bisa makan bersama-sama.
Tetapi belum genap setahun, penyakit istriku kambuh lagi. Tentu saja membuat
aku cemas dan bingung, sebab uang pinjaman dari orang lain pun belum lunas,
sudah dihadapkan lagi dengan masalah baru. Aku hampir putus asa menghadapi
pahitnya berumah tangga dengan istri yang terus-terusan sakit. Terlintas
dalam benakku, membiarkan saja istriku di rumah sebab biaya untuk ke rumah
sakit tentu tidak sedikit.
Namun aku kasihan, kalau tengah malam dia merintih menangis tersedu-sedu
karena menahan sakit di payu daranya bekas di operasi. Ketika dicek ke
dokter, kanker itu ternyata tumbuh lagi, bahkan sekarang ditambah dengan
kencing manis.
Aku hanya bisa terpaku saat mendapat penjelasan dokter kalau kanker di
payudara sangat rawan sekali. "Yah, kita harus sabar menghadapi penyakit
ini," ujar dokter.
Aku mencoba mengobatinya dengan alternatif. Aku mencari informasi tentang
pengobatan tradisional. Memang banyak yang memberitahukan. Pernah aku pergi
ke Jakarta untuk mencari obat alternatif, ternyata obat itu cocok dengan
istriku, sehingga secara bertahap ada perubahan dan lukanya mulai mengering,
tentu saja aku sangat gembira melihat perubahan itu, berarti obat yang
diperoleh di Jakarta sangat cocok.
Berangsur-angsur istriku terlihat gembira dan ceria tatkala mulai ada
kesembuhan, serta rasa sakit pun berkurang. Tentu saja aku sangat gembira.
Dia Nampak sabar menghadapi ujian yang sangat berat. Tetapi belakangan dia
selalu menyebut-nyebut ingin ke rumah bibinya yang ada di Jawa Tengah.
Berkali-kali dia selalu mengungkapkan keinginannya itu, aku kasihan juga.
"Kamu kuat di perjalanan?" tanyaku, sebab aku khawatir rasa sakitnya bisa
saja sewaktu-waktu datang.
"Insya Allah, kita berdoa saja. Tidak hanya ke bibi, tetapi juga di sana
juga ada pengobatan alternatif, ya sekalian saja!"
Benar juga kalau begitu, siapa tahu sudah dari sana, istriku sembuh, sebab
sudah hampir 5 tahun tidak dapat berjalan normal. Kulihat tubuhnya sangat
kurus dan tulang-tulangnya menonjol. Aku seringkali menarik napas panjang
melihat tubuh istriku yang semakin mengecil, namun aku berharap dia akan
kembali sembuh dan normal seperti biasanya.
Aku selalu berdoa dan berharap agar Allah segera menyembuhkan penyakit yang
diderita istriku, aku kasihan pada anak-anakku yang masih kecil dan
membutuhkan perhatian, apalagi anak yang bungsu. Aku harus bisa menjaga dan
merawatnya, sebab dia baru masuk SD, sehingga membutuhkan perhatian yang
ekstra. Berbeda dengan 3 kakaknya yang sudah bisa mandiri dan bisa memasak.
Rumah yang sekarang kami tempati merupakan hasil keringat dan kerja keras
selama aku bekerja di sebuah penerbitan surat kabar ternama di Bandung, aku
berada pada anak perusahaannya yang sekarang pertumbuhannya terus meningkat,
sehingga aku pun mendapat gaji, tunjangan serta komisi dari iklan yang cukup
lumayan. Aku merintis surat kabar itu mulai dari nol. Aku tertarik dunia
jurnalistik secara kebetulan karena kakakku bekerja sebagai wartawan.
Memang tidak mudah mencari pekerjaan di saat Indonesia sedang dilanda krisis
moneter dan keuangan di tahun 1998 yang mengakibatkan banyak perusahaan yang
gulung tikar. Ditambah lagi kondisi politik yang tidak menentu sejak
kejatuhan Presiden Soeharto yang 30 tahun berkuasa. Ekonomi morat-marit dan
sangat terasa sekali olehku. Aku sudah berupaya mencari pekerjaan ke semua
perusahaan, namun selalu mentok dan tidak mudah untuk bisa menembus.
Untung saja aku dibawa oleh kakakku untuk membantu sebuah penerbitan surat
kabar mingguan yang beredar di seluruh Jawa Barat. Aku secara bertahap ikut
membantu dan ditempatkan di daerah Sukabumi. Aku bisa hidup dengan cara
seperti itu, sebab saat itu menjad reporter sangat dihargai dan dihormati.
Aku menjalin hubungan baik dengan semua kalangan, sehingga aku tidak merasa
kesulitan dalam masalah nafkah untuk kebutuhan sehari-hari. Kalau ada proyek
yang bisa kukerjakan tak pernah kusia-siakan sepanjang itu halal, misalnya
membuat buku atau mencetak brosur untuk promosi sebuah instansi.
Namanya rumah tangga tidak selamanya mulus, dalam perjalanan seringkali
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Aku merasakan itu, istri seringkali
menelopon kehabisan uang untuk kebutuhan sehari-hari. Kalau sudah begitu,
aku bergegas pulang untuk memberikan uang ala kadarnya. Istriku tidak pernah
menuntut yang macam-macam, dia selalu sabar menghadapi semua masalah rumah
tangga, termasuk ketika kekurangan saat mendaftarkan anakku untuk masuk
sekolah ke SMP. Ketika aku diajak oleh temanku yang kebetulan seorang
redaktur untuk membantu di Bandung, aku manfaatkan sebaik-baiknya.
(bersambung)**
--
Aldo Desatura ® & ©
Twitter = @desatura
YM = desatura
Facebook = hanjakal@gmail.com
================
Kesadaran adalah matahari, Kesabaran adalah bumi
Keberanian menjadi cakrawala dan Perjuangan Adalah pelaksanaan kata kata
[Non-text portions of this message have been removed]
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment