"Yudi Yuliyadi------------------------Bismilahirahmanirrahiim
Tanpa diminta bantuan oleh Ahmadiyah, element2 bangsa maupun International akan mempertahankan hak asasi manusia. Tanpa HAM, umat manusia yg tinggal di bumi ini akan saling hancur menghancurkan krn agama,suku dan warna kulit dll
Setiap negara atau bangsa yg bergabung dgn PBB harus mentaati cara bermasarakat menurut PBB..
Kalau tidak akan terasingkan dari masarakat International seperti Korea Utara.
Yang ditentang bukan umat Islam,tapi klompok2 Islam Extrimist atau Islam Garis Keras yg suka mengkafirkan saudara2nya dan suka melarang dan menzolimi saudara2nya sebangsa.
Demikian YUdi
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, " <yudi@...> wrote:
>
>
> Rekayasa Ahmadiyah Cari Dukungan Musuh Islam
>
>
> Oleh Hartono Ahmad Jaiz dan Hamzah Tede*
>
> \Ujian bagi Ummat, mau jadi munafiq (musuh Islam), mengaku Islam namun
> membela Ahmadiyah pemalsu Islam, atau pilih tetap mu'min dengan setia
> membela Islam
>
> ***
>
> Pucuk pimpinan dan para petinggi Ahmadiyah jelas bukan orang yang innocence
> atau lugu. Perhatikan saja elite-elite Ahmadiyah saat tampil di depan
> publik, terkesan cerdas. Namun demikian, kecerdasan belum tentu sejalan
> dengan keimanan dan belum tentu memperoleh hidayah Allah Subhanahu wa
> Ta'ala. Kecerdasan itu bila berada di jalan kesesatan, cenderung menjadi
> licik. Salah satu wujud licik adalah berbohong. Nah, dalam hal ini
> orang-orang Ahmadiyah memang jagonya, sebagaimana elite-elite aliran dan
> paham sesat lainnya seperti LDII, Syi'ah dan sebagainya.
>
> Kebohongan yang dipublikasikan petinggi Ahmadiyah sangat tinggi
> kedustaannya, yaitu berkenaan dengan syahadat. Di depan publik mereka
> mengaku dan mengucapkan dua kalimat syahadat persis sama dengan dua kalimat
> syahadat yang biasa diucapkan umat Islam: Asyhadu An laa ilaaha ilallah wa
> asyhadu anna Muhammadarasulullah.
>
> ÃóÔúåóÏõ Ãóäú áóÇ Åáóåó ÅáøóÇ Çááøóåõ æóÃóÔúåóÏõ Ãóäøó ãõÍóãøóÏðÇ ÑóÓõæáõ
> Çááøóåö
>
> Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (yang disembah dengan haq) kecuali Allah,
> dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.
>
> Namun, sesungguhnya Muhammad yang mereka maksud dalam dua kalimat syahadat
> tadi, adalah Mirza Ghulam Ahmad. Dalam sebuah buku berjudul Memperbaiki
> Kesalahan yang ditulis oleh H.S. Yahya Pontoh dan diterbitkan oleh Jemaah
> Ahmadiyah Bandung (1993), dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan Muhammad
> pada syahadat mereka bukanlah Muhammad bin Abdullah yang lahir di Makkah
> Al-Mukarramah, tetapi "Ahmad" alias Mirza Ghulam Ahmad yang lahir di India,
> yang merupakan nabi para penganut Ahmadiyah Qadiyan.
>
> Sekali lagi, Nama MUHAMMAD dalam syahadat tersebut menurut para
> pengikut/tokoh Ahmadiyah adalah Nabi/Rasul mereka, yaitu Mirza Ghulam Ahmad
> yang lahir di India, sebagaimana tercantum dalam bukuMemperbaiki
> Kesalahan,karya Mirza Ghulam Ahmad, yang dialih bahasakan oleh H.S. Yahya
> Pontoh, dan diterbitkan oleh Jemaah Ahmadiyah cabang Bandung, tahun 1993,
> pada halaman 5 tertulis:
>
> ãõÍóãøóÏñ ÑóÓõæáõ Çááøóåö æóÇáøóÐöíäó ãóÚóåõ ÃóÔöÏøóÇÁõ Úóáóì ÇáúßõÝøóÇÑö
> ÑõÍóãóÇÁõ Èóíúäóåõãú
>
> "Dalam wahyu ini Allah SWT menyebutku Muhammad dan
> Rasul_"(KitabTadzkirahhalaman 97).
>
> Itulah dusta dan liciknya Ahmadiyah: ayat yang jelas-jelas mengenai Nabi
> Muhammad shallallahu `alaihi wa sallam, namun diputar balikkan menjadiAllah
> SWT menyebutku(maksudnya Mirza Ghulam Ahmad sebagai)Muhammad dan Rasul.
>
> Apa yang disebut wahyu dalam kitab Ahmadiyah yakni Tafzkirah lalu lafal
> Muhammad diselewengkan maksudnya menjadi Mirza Ghulam Ahmad itu sejatinya
> adalah ayat Al-Qur'an. Inilah ayat yang dibajak Ahmadiyah, kemudian
> dipalsukan maknanya, lalu digunakan untuk menjelaskan bahwa syahadat
> Ahmadiyah sama dengan syahadat Islam namun maknanya beda:
>
> ãõÍóãøóÏñ ÑóÓõæáõ Çááøóåö æóÇáøóÐöíäó ãóÚóåõ ÃóÔöÏøóÇÁõ Úóáóì ÇáúßõÝøóÇÑö
> ÑõÍóãóÇÁõ Èóíúäóåõãú [ÇáÝÊÍ/29]
>
> Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia
> adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama
> mereka. (QS Al-Fath/ 48: 29).
>
> Lafal Muhammad di situ tidak dapat dibajak-bajak apalagi dipalsu menjadi
> Mirza Ghulam Ahmad, karena berkaitan pula dengan pujian terhadap
> sahabat-sahabat Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa sallam, di antaranya
> ditunjukkan dengan pujian Allah terhadap mereka:
>
> áóÞóÏú ÑóÖöíó Çááøóåõ Úóäö ÇáúãõÄúãöäöíäó ÅöÐú íõÈóÇíöÚõæäóßó ÊóÍúÊó
> ÇáÔøóÌóÑóÉö ÝóÚóáöãó ãóÇ Ýöí ÞõáõæÈöåöãú ÝóÃóäúÒóáó ÇáÓøóßöíäóÉó Úóáóíúåöãú
> æóÃóËóÇÈóåõãú ÝóÊúÍðÇ ÞóÑöíÈðÇ [ÇáÝÊÍ/18]
>
> Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka
> berjanji setia kepadamu di bawah pohon[1399], maka Allah mengetahui apa yang
> ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi
> balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya)[1400]. (QS
> Al-Fath/48: 18)[1399]. Lihat no. [1396]. [1396].
>
> Pada bulan Zulkaidah tahun keenam Hijriyyah Nabi Muhammad s.a.w. beserta
> pengikut-pengikutnya hendak mengunjungi Mekkah untuk melakukan 'umrah dan
> melihat keluarga-keluarga mereka yang telah lama ditinggalkan.
>
> Sesampai di Hudaibiyah beliau berhenti dan mengutus Utsman bin Affan lebih
> dahulu ke Mekah untuk menyampaikan maksud kedatangan beliau dan kamu
> muslimin. Mereka menanti-nanti kembalinya Utsman, tetapi tidak juga datang
> karena Utsman ditahan oleh kaum musyrikin kemudian tersiar lagi kabar bahwa
> Utsman telah dibunuh. Karena itu Nabi menganjurkan agar kamu muslimin
> melakukan bai'ah (janji setia) kepada beliau.
>
> Merekapun mengadakan janji setia kepada Nabi dan mereka akan memerangi kamu
> Quraisy bersama Nabi sampai kemenangan tercapai. Perjanjian setia ini telah
> diridhai Allah sebagaimana tersebut dalam ayat 18 surat ini, karena itu
> disebut Bai'atur Ridwan.
>
> Bai'atur Ridwan ini menggetarkan kaum musyrikin, sehingga mereka melepaskan
> Utsman dan mengirim utusan untuk mengadakan perjanjian damai dengan kaum
> muslimin. Perjanjian ini terkenal dengan Shulhul Hudaibiyah.
>
> [1400]. Yang dimaksud dengan kemenangan yang dekat ialah kemenangan kaum
> muslimin pada perang Khaibar.
>
> Jelaslah dari dua ayat (QS Al-Fath 29 dan Al-Fath: 18) itu lafal Muhammad
> hanyalah khusus untuk Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa sallam yakni bin
> Abdullah lahir di Makkah yang kemudian para sahabatnya berbai'at di bawah
> pohon, lalu mengadakan perjanjian Hudaibiyah dengan kafirin Quraisy.
>
> Ketika ada yang disebut wahyu dari Allah mengklaim ayat itu lalu makna
> Muhammad adalah Mirza Ghulam Ahmad itu jelas dusta. Namun dusta itu justru
> untuk mendustai pula, yakni bunyi syahadatnya sama dengan syahadat Islam
> namun maknanya beda. Ini dusta atas nama Allah membuahkan dusta atas nama
> syahadat. Betapa beraninya mereka dalam berdusta.
>
> Demikian di antara bukti tingginya sikap licik dan dusta Ahmadiyah.
>
> ***
> Pasca penyerangan markas Ahmadiyah di Parung, Bogor, Juni 2005, Abdul Basith
> (Amir Nasional Pengurus Besar Jamaah Ahmadiyah Indonesia), ketika
> diwawancarai Metro TV selalu menyebut nama Mirza Ghulam Ahmad dengan
> tambahan Shallallahu Alaihi wa Sallam sebagaimana umat Islam menyebut Nabi
> Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ini menjadi salah satu
> bukti, bahwa pengikut Ahmadiyah menjadikan Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi
> sebagaimana Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam.
>
> Namun, mereka menyembunyikan akidah sesatnya melalui mekanisme pertahanan
> diri taqiyyah sebagaimana juga berlaku di kalangan LDII, Syi'ah (termasuk
> Ahlul Bait) dan sebagainya.
>
> Meski menyebut Mirza Ghulam Ahmad lengkap dengan sebutan Shallallahu Alaihi
> wa Sallam, namun Abdul Basith dalam rangka taqiyyah kala itu menyebut Mirza
> Ghulam Ahmad "hanya" sebagai mursyid. Menurut salah seorang aktivis
> Ahmadiyah Lahore, gara-gara ucapannya itu Abdul Basith sempat dimarahi oleh
> pimpinan pusatnya di London: "Mirza Ghulam Ahmad itu nabi!" Begitu mereka
> memarahi Abdul Basith Amir Nasional Pengurus Besar Jamaah Ahmadiyah
> Indonesia.
>
> Di TVONE (edisi 18 Februari 2011), ketika berada dalam satu forum dengan
> Amin Djamaluddin dari LPPI dan Ali Mustafa Ya'qub (mantan Wakil Ketua Komisi
> Fatwa MUI), salah satu jurubicara Ahmadiyah berusaha meyakinkan khalayak
> bahwa Ghulam pada nama tengah Mirza Ghulam Ahmad berarti budak. Maksudnya,
> Mirza Ghulam Ahmad itu budaknya si Ahmad, dan Ahmad yang dimaksud adalah
> Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ini juga sesat.
>
> Dengan kekuatan akal liciknya, mereka berusaha meyakinkan bahwa Mirza Ghulam
> Ahmad "hanya" budak Muhammad shallallahu `alaihi wa sallam bukan Muhammad
> itu sendiri, dengan cara-cara yang berlebihan, "bahasa pasaran" sekarang
> lebay (berlebihan, dilebih-lebihkan), bahkan sesat menyesatkan. Karena,
> tidak ada bukti sejarah bahwa Mirza Ghulam Ahmad itu budak Nabi Muhammad
> shallallahu `alaihi wa sallam. Budak adalah orang kafir yang berperang
> melawan Muslimin lalu tertawan, maka jadi budak, dan boleh memerdekakan diri
> dengan cara menebus.
>
> Merekayasa Simpati
>
> Upaya-upaya bohong di atas adalah bagian dari cara kelompok Ahmadiyah
> merekayasa simpati, tentunya dalam rangka memperoleh dukungan. Begitu juga
> ketika berhadapan dengan para wakil rakyat (anggota DPR RI) yang terhormat,
> mereka berusaha menarik simpati khalayak dengan mengklaim bahwa WR Supratman
> (1903-1938) pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya adalah pengikut
> Ahmadiyah. Rasanya, pengakuan sepihak kalangan Ahmadiyah itu masih perlu
> dikonfirmasi kepada pihak keluarga besar WR Supratman. Benarkah demikian?
>
> Lagi pula, tidak disebutkan secara jelas, apakah WR Supratman pernah menjadi
> bagian dari komunitas Ahmadiyah Qadian atau Ahmadiyah Lahore? Yang jelas,
> bagi Ahmadiyah Qadian (JAI, Jemaat Ahmadiyah Indonesia), siapa saja yang
> tidak mengakui kenabian Mirza Ghulam Ahmad adalah kafir. Termasuk Ahmadiyah
> Lahore (GAI, Gerakan Ahmadiyah Indonesia), yang "hanya" menjadikan Mirza
> Ghulam Ahmad sebagai mujaddid (pembaharu) juga dinyatakan kafir. Padahal
> sama-sama memalsu Islam pula. (Lihat artikel Hartono Ahmad Jaiz, Ahmadiyah
> Qodyan dan Ahmadiyah Lahore sama-sama Pemalsu Islam). Kalau toh benar WR
> Supratman pengikut Ahmadiyah, tidak ada pengaruhnya dengan fakta kesesatan
> Ahmadiyah (Qadian maupun Lahore).
>
> Pada tahun 1926, Haji Rasul yang merupakan ayahanda Buya HAMKA dari Sumatera
> Barat berangkat ke Yogyakarta, mendatangi tokoh-tokoh Muhammadiyah saat itu
> untuk memberi pencerahan soal kesesatan Ahmadiyah Qadiyan dan Lahore.
> Karena, saat itu salah satu aktivis Muhammadiyah, Raden Ngabehi Hadji
> Minhadjurrahman Djojosoegito, terinfeksi Ahmadiyah Lahore. Upaya Haji Rasul
> ternyata mampu menyadarkan tokoh-tokoh Muhammadiyah. Kemudian di tahun 1929,
> pada Muktamar Muhammadiyah 18 di Solo, dikeluarkan pernyataan: orang yang
> percaya akan Nabi sesudah Muhammad adalah kafir. Maka, Raden Ngabehi Hadji
> Minhadjurrahman Djojosoegito pun tercerabut dari Muhamadiyah. Sebagai
> catatan tambahan, Raden Ngabehi Hadji Minhadjurrahman Djojosoegito merupakan
> saudara sepupu Hasyim Asy'ari (1871-1947) salah seorang pendiri NU
> (Nahdlatul Ulama).
>
> Jadi, sudah sejak awal kehadirannya di Indonesia, Ahmadiyah (Qadian dan
> Lahore) sudah ditolak umat Islam, bukan baru kemaren sore, ketika Fatwa MUI
> tentang kesesatan Ahmadiyah dirilis ke hadapan publik pada Juni 1980 (Rajab
> 1400 H), dalam Musyawarah Nasional II MUI di Jakarta.
>
> Menurut catatan Setara Institute, aksi kekerasan terhadap Jemaat Ahmadiyah
> terjadi hampir setiap tahun. Misalnya pada tahun 2007 terjadi 15 kasus, pada
> tahun 2008 sebanyak 238 kasus, pada 2009 ada 33 kasus. Kalau data itu benar,
> penyebabnya bukan Fatwa MUI yang sudah dirilis sejak 1980. Abdul Basith
> sendiri mengakui, sejak Fatwa 1980 itu diterbitkan, tidak ada aksi kekerasan
> terhadap Ahmadiyah. Begitu juga di masa pra kemerdekaan, 1933, ketika
> Ahmadiyah "berdialog" dengan kalangan Persis, tidak menghasilkan kekerasan.
>
> Abdul Basith dan laron-laron AKKBB menuding Fatwa MUI 2005 menjadi pemicu
> tindak kekerasan terhadap Ahmadiyah, setidaknya sejak 2007 sebagaimana
> disebutkan di atas. Data tersebut jelas tidak akurat. Karena, kekerasan
> terhadap Ahmadiyah sudah berlangsung sejak tahun 2000 di masa Presiden
> Abdurrahman Wahid, dan Ketua MPR dijabat Amien Rais. Pemicunya, ucapan Tahir
> Ahmad yang sesumbar akan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan pengikut
> Ahmadiyah terbesar di dunia.
>
> Sesumbar itu diucapkan Tahir Ahmad (Khalifah Ke-4 Ahmadiyah) ketika ia
> dihadirkan ke Jakarta oleh Dawam Rahardjo. Pantas saja Tahir Ahmad mangkak
> (berbangga) karena ia diperlakukan bagai tamu negara oleh Dawam Rahardjo:
> dibawa menghadap Presiden Abdurahman Wahid dan Ketua MPR RI Amien Rais yang
> hingga kini masih belum bertobat dari membela Ahmadiyah yang sesat dan
> menyesatkan itu.
>
> Dalam bilangan hari, kekerasan terhadap pemukiman Ahmadiyah terjadi. Namun
> tidak diberitakan secara intensif oleh media massa, dan tidak banyak menuai
> komentar dari para pendukungnya, karena laron-laron itu belum
> mengorganisasikan diri ke dalam wadah cair bernama AKKBB. Mungkin karena
> dananya belum turun dari London. Jangan juga heran bila AKKBB dirilis ke
> publik sekitar Juni 2008, mungkin untuk mengenang satu windu kehadiran Tahir
> Ahmad.
>
> Kenapa dikaitkan dengan dana?
>
> Ya, karena penulis pernah bertanya langsung di kompleks Ahmadiyah di Parung
> Bogor kepada petugas waktu Tahir Ahmad datang ke kompleks itu. Pertanyaan
> yang kami ajukan: Dari mana dananya, Dawam Rahardjo kok datang ke London
> untuk mengundang Tahir Ahmad ke Indonesia?
>
> Dijawab, dari Ahmadiyah.
>
> Ahmadiyah dananya dari mana?
>
> Dari jemaat Ahmadiyah. Tiap anggota ditarik dana seperenambelas (dari
> penghasilannya) perbulan.
>
> Pembaca yang kami hormati, dalam kasus semacam ini, kadang orang non Islam
> pun kurang mampu untuk memahami tingkah polah di antara tokoh-tokoh yang
> mengaku Islam namun membela yang memalsu Islam dan yang sesat-sesat.
> Sampai-sampai ketika Dawam Rahardjo jadi pembicara di depan para aktivis
> gereja di Balai Sarbini di Semanggi Jakarta beberapa tahun lalu, ada yang
> bertanya setelah selesainya pemaparan Dawam.
>
> Pertanyaannya: Lantas, kalau begitu, apa yang telah Pak Dawam lakukan?
> Dawam Rahardjo kurang lebihnya menjawab, bahwa dirinya dalam keadaan
> sakit-sakit panas-panas mendemo Menteri Agama untuk membela Lia Eden dan
> Ahmadiyah.
>
> Jadi, membela kesesatan yang amat sangat sesat itu justru
> dibangga-banggakan
Sementara itu orang yang dipameri pun belum tentu senang
> dengan apa yang dipamerkan itu. Murka Allah Ta'ala sudah jelas, sedang
> kecintaan manusia yang mau dikais-kaisnya belum tentu didapat. Betapa
> ruginya.
>
> ***
> Kasus Cikeusik
>
> Dalam konteks ini, kasus Cikeusik, Pandeglang, pada 6 Februari 2011 lalu,
> diduga merupakan rekayasa Ahmadiyah untuk menarik simpati masyarakat luas,
> bahkan dunia internasional. Suparman tokoh Ahmadiyah Cikeusik tidak menolak
> ketika aparat keamanan mengevakuasi dirinya sekeluarga untuk menghindari
> kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
>
> Namun Deden Sujana, yang mengaku sebagai kepala kemananan nasional
> Ahmadiyah, dengan dalih menjaga aset Ahmadiyah di Cikeusik, pasca
> dievakuasinya Suparman, justru menolak tawaran aparat untuk meninggalkan
> lokasi meski sudah disampaikan adanya kemungkinan penyerbuan dari warga
> masyarakat yang jumlahnya tidak sedikit. Deden ketika itu seperti menantang
> mengatakan: "Lepasin saja. Biar saja kita bentrok, biar seru. Kan asyik Pak.
> Masa kita diginiin diem saja Pak. Biar banjir darah di sini."
>
> Akhirnya bentrokan terjadi. Pemicunya, karena pihak Ahmadiyah memulainya.
> Deden meninju bagian muka salah seorang pentolan penyerang berpita biru.
> Kemudian diiringi dengan lemparan batu dan benda-benda lainnya. Sebelumnya,
> ajakan Suparta untuk berdialog dibalas dengan sabetan clurit, sehingga
> Suparta harus dirawat di rumah sakit dengan sejumlah jahitan.
>
> Kekerasan yang dilakukan pihak Ahmadiyah terhadap Suparta membuahkan
> kekerasan yang lebih keras lagi. Ujang, adik Suparta tidak tinggal diam
> kakaknya jadi korban kekerasan Ahmadiyah. Ia dan sejumlah temannya melakukan
> aksi balasan. Maka, terjadilah kasus 6 Februari 2011, dengan menghasilkan
> tiga korban nyawa melayang dari pihak Ahmadiyah.
>
> Boleh jadi, bagi Ahmadiyah, pengorbanan tiga nyawa anggota mereka sangat
> sebanding dengan hasil yang diraihnya yaitu simpati masyarakat luas hingga
> manca negara. Apalagi, pihak Ahmadiyah sudah mempersiapkan diri dengan
> sistem pendokumentasian video yang cukup terlatih. Apalagi ada dukungan dari
> Andreas Harsono dari HRW (Human Right Watch) yang mengunggah (upload) file
> digital kasus kekerasan itu ke media publik You Tube, terutama bagian-bagian
> yang menguntungkan Ahmadiyah.
>
> Dalam tempo singkat, umat Islam jadi tertuduh. Sementara itu, Ahmadiyah yang
> sesat dan menyesatkan ini atas rekayasa licik tersebut-- berada dalam
> posisi yang patut dikasihani, karena telah menjadi korban kekerasan Islam
> garis keras. Maka, laron-laron AKKBB pun beterbangan menyampaikan opini yang
> ngawur dan tendensius.
>
> Bila boleh berandai-andai, seandainya Suparta tidak dibacok oleh pihak
> Ahmadiyah, boleh jadi kekerasan tidak timbul sebegitu. Tapi, kemungkinan
> pengorbanan itu sudah diperkirakan pihak Ahmadiyah. Bagi mereka, itu
> merupakan bentuk kongkrit "jihad" membela agamanya, keyakinannya terhadap
> nabi palsu Mirza Ghulam Ahmad sang pendusta. Mereka merasa mati syahid.
> Padahal, tidak ada mati syahid dalam membela kesesatan, dalam membela nabi
> palsu.
>
> Kasus Cikeusik rupanya telah dijadikan semacam inspiring moment bagi
> sebagian kalangan. Misalnya, kalangan syi'ah. Kasus penyerangan Pesantren
> Yapi, Pasuruan, Jawa Timur salah satu wujud kongkritnya. Menurut Munir
> Shohih Sekretaris Ahlussunah wal Jama'ah (Aswaja), ketika sekitar seratus
> jamaah Aswaja usai menghadiri undangan maulud Nabi di Singosari, mereka
> melintas di depan Pesantren Yapi. Tiba-tiba iring-iringan jama'ah Aswaja ini
> dilempari batu yang berasal dari dalam Pesantren Yapi. Maka terjadilah aksi
> balasan.
>
> Aksi balasan ini menjadi kian berwujud anarkis ketika satpam pada Pesantren
> Yapi justru membuka pintu gerbang sambil menantang: "Ayo masuk kalau
> berani." Maka, para jamaah Aswaja ini pun terprovokasi, dan masuk menyerbu
> kawasan pesantren Yapi yang selama ini dikenal sebagai lembaga pendidikan
> berpaham syi'ah. (Baca artikel Syi'ah memusuhi Islam di nahimunkar.com.
> ternyata syi'ah itu lebih kejam terhadap Islam dibanding orang kafir
> sekalipun).
>
> Sikap satpam pesantren Yapi yang membuka pintu gerbang dan "mempersilakan"
> jamaah Aswaja masuk, seolah-olah membuka peluang selebar-lebarnya untuk
> terjadinya aksi balasan yang tidak sekedar adu mulut. Dan kenyatannya,
> itulah yang terjadi. Maka, simpati pun mengalir, meski tidak sederas simpati
> yang mengalir kepada pihak Ahmadiyah pasca kasus Cikeusik. Yang jelas, umat
> Islam kembali jadi tertuduh. Sekelompok organisasi dikambinghitamkan bahkan
> diancam untuk dibubarkan.
>
> Pola serupa juga terjadi pada kasus 1 Juni 2008, ketika iring-iringan massa
> AKKBB merubah rute yang telah disepakati dengan aparat kepolisian. Karena
> merubah rute, maka iring-iringan massa AKKBB ini berpapasan dengan
> iring-iringan massa Laskar Islam yang salah satu pimpinannya Munarman.
> Ketika itu massa AKKBB juga ingin menempati kawasan Monas yang sejak awal
> sudah disepakati digunakan oleh massa Laskar Islam. Terjadilah bentrokan,
> Ketika bentrokan terjadi, Saidiman (korlap AKKBB) mengeluarkan sumpah
> serapah berupa: "Dasar binatang-binatang. Islam anjing, orang Islam anjing
"
>
> Kekerasan verbal yang diproduksi Saidiman menghasilkan balasan berupa
> kekerasan fisik. Dan tentu saja yang menarik perhatian media massa adalah
> meliput dan memblow-up kekerasan fisik yang dilakukan massa Laskar Islam.
> Penyebab utamanya sama sekali tidak menarik untuk diungkap atau sekedar
> disinggung. Begitulah watak media nasional kita yang minus pertimbangan
> moral di dalam menentukan angle berita.
>
> Dalam tempo singkat, umat Islam jadi tertuduh. Pendukung kesesatan berada
> dalam posisi yang teraniaya dan patut didukung. Manipulasi opini seperti ini
> ibarat api dalam sekam yang sewaktu-waktu bisa menghasilkan kebakaran.
>
> Merekayasa simpati dalam rangka meraih dukungan yang luas, juga menjadi
> semacam modus operandi bagi seseorang yang berhajat menduduki kursi number
> one di Indonesia. Ketika musim pemilu sudah kian dekat, ia memposisikan diri
> sebagai sosok yang teraniaya, terdzalimi secara politis. Pancingannya
> berhasil ketika salah seorang tokoh partai membalas sikapnya dengan ejekan
> "seperti anak kecil". Maka, simpati pun mengalir. Hasilnya, ia mendapat
> dukungan suara terbanyak di antara kandidat pemimpin nasional kala itu.
> Hingga kini.
>
> Rupa-rupanya, begitulah cara Ahmadiyah, Syi'ah dan para pendukung kesesatan
> (AKKBB) meraih dukungan. Yaitu, dengan cara merekayasa simpati, menjadikan
> diri sendiri sebagai korban kedzaliman yang teraniaya sembari menempatkan
> orang lain pada posisi yang beringas dan tidak toleran, sehingga layak
> dibubarkan atau dienyahkan. Namun, AllahTa'ala ora sare (tidak tidur). Becik
> ketitik, olo ketoro. (Perbuatan baik akan tampak, dan perbuatan jelek akan
> tampak pula).
>
> Kalau di dunia ini mereka masih bisa tertawa-tawa dengan rekayasa yang
> mereka lakukan untuk mengusung dan membela kesesatan, maka rekayasa itu
> siksanya kelak tidak akan menimpa kecuali pada pembuat dan pelakunya.
>
> æóáóÇ íóÍöíÞõ ÇáúãóßúÑõ ÇáÓøóíøöÆõ ÅöáøóÇ ÈöÃóåúáöåö [ÝÇØÑ/43]
>
> Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya
> sendiri. (QS Fathir/ 35: 43).
>
> Ýóãóäú äóßóËó ÝóÅöäøóãóÇ íóäúßõËõ Úóáóì äóÝúÓöåö æóãóäú ÃóæúÝóì ÈöãóÇ
> ÚóÇåóÏó Úóáóíúåõ Çááøóåó ÝóÓóíõÄúÊöíåö ÃóÌúÑðÇ ÚóÙöíãðÇ [ÇáÝÊÍ/10]
>
> "
maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji
> itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada
> Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar." (QS Al-Fath/ 48: 10).
>
> Dalam hal mengingkari janji, syahadat saja oleh Ahmadiyah diingkari dan
> dipalsu, maka balasan siksa tentu akan menimpa mereka di akherat kelak.
> Demikian pula para pendukungnya, dan siapa saja yang dhalim, tentu
> kejahatannya itu akan menimpa mereka sendiri siksanya.
>
> íóÇ ÃóíøõåóÇ ÇáäøóÇÓõ ÅöäøóãóÇ ÈóÛúíõßõãú Úóáóì ÃóäúÝõÓößõãú ãóÊóÇÚó
> ÇáúÍóíóÇÉö ÇáÏøõäúíóÇ Ëõãøó ÅöáóíúäóÇ ãóÑúÌöÚõßõãú ÝóäõäóÈøöÆõßõãú ÈöãóÇ
> ßõäúÊõãú ÊóÚúãóáõæäó [íæäÓ/23]
>
> Hai manusia, sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri;
> (hasil kezalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi, kemudian kepada
> Kami-lah kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu
> kerjakan. (QS Yunus/ 10: 23).
>
> Kalau toh mereka mendapatkan sedikit kesenangan duniawi dengan tipuan-tipuan
> ataupun dukungan terhadp kesesatan-kesesatan, maka itu hanyalah keni'matan
> duniawi yang sedikit. Sedang di akherat kelak akan menerima balasan apa yang
> mereka perbuat yang menyakitkan Ummat Islam, memalsu, menyesatkan,
> mengusungnya ataupun mendukungnya.
>
> Jabatan ataupun harta yang diperoleh di dunia ini tidak seberapa dibanding
> siksa yang akan mereka derita kelak. Demikian pula simpati semu yang mereka
> raih dengan aneka rekayasa sekarang ini tidak seberapa dibanding siksa yang
> amat kerasnya di akherat kelak. Maka hendaknya mereka sadar, bertaubat, dan
> meninggalkan semua dusta dan kepalsuan yang memusuhi dan menghalangi Islam
> itu, sebelum waktu untuk bartaubat habis ketika sakaratul maut nyawa telah
> di tenggorokan, dan siksa yang sangat dahsyat pun sudah di depan mata.
>
> Kerugian besar
> Rekayasa Ahmadiyah mencari simpati itu hanyalah menambah kerugian besar.
>
> 1. Mengukuhkan dan melestarikan penyembahan terhadap Mirza Ghulam Ahmad.
> Karena syahadat yang mereka palsu maknanya itu diambil dari kitab Ahmadiyah,
> Tadzkirah. Sedang Tadzkirah itu memuat apa yang mereka sebut wahyu dari
> Allah namun isinya menuhankan Mirza Ghulam Ahmad. Yaitu Mirza Ghulam Ahmad
> mengaku bahwa Allah itu berasal dari Mirza Ghulam Ahmad
>
> ÇóäúÊó ãöäøöìú æóÇóäÇó ãöäúßó
>
> Kamu berasal dari-Ku dan Aku darimu.(Tadzkirah, halaman 436).
>
> 2. Pengakuan bahwa Tuhan itu dari diri Mirza Ghulam Ahmad adalah seperti
> pengakuan Fir'aun yang mengaku dirinya Tuhan yang Maha Tinggi. Dan itu
> mengakibatkan adzab di dunia maupun di akherat:
>
> åóáú ÃóÊóÇßó ÍóÏöíËõ ãõæÓóì (15)
> ÅöÐú äóÇÏóÇåõ ÑóÈøõåõ ÈöÇáúæóÇÏö ÇáúãõÞóÏøóÓö Øõæðì (16) ÇÐúåóÈú Åöáóì
> ÝöÑúÚóæúäó Åöäøóåõ ØóÛóì (17) ÝóÞõáú åóáú áóßó Åöáóì Ãóäú ÊóÒóßøóì (18)
> æóÃóåúÏöíóßó Åöáóì ÑóÈøößó ÝóÊóÎúÔóì (19) ÝóÃóÑóÇåõ ÇáúÂóíóÉó ÇáúßõÈúÑóì
> (20) ÝóßóÐøóÈó æóÚóÕóì (21) Ëõãøó ÃóÏúÈóÑó íóÓúÚóì (22) ÝóÍóÔóÑó ÝóäóÇÏóì
> (23) ÝóÞóÇáó ÃóäóÇ ÑóÈøõßõãõ ÇáúÃóÚúáóì (24) ÝóÃóÎóÐóåõ Çááøóåõ äóßóÇáó
> ÇáúÂóÎöÑóÉö æóÇáúÃõæáóì (25) Åöäøó Ýöí Ðóáößó áóÚöÈúÑóÉð áöãóäú íóÎúÔóì
> [ÇáäÇÒÚÇÊ/15-26]
>
> 15. Sudah sampaikah kepadamu (ya Muhammad) kisah Musa.
> 16. Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah suci ialah Lembah Thuwa;
> 17. "Pergilah kamu kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas,
> 18. dan katakanlah (kepada Fir'aun): "Adakah keinginan bagimu untuk
> membersihkan diri (dari kesesatan)."
> 19. Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut
> kepada-Nya?"
> 20. Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar.
> 21. Tetapi Fir´aun mendustakan dan mendurhakai.
> 22. Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa).
> 23. Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil
> kaumnya
> 24. (Seraya) berkata:"Akulah tuhanmu yang paling tinggi."
> 25. Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia.
> 26. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang
> takut (kepada Tuhannya). (QS An-Nazi'at/79: 15-26).
>
> 3. Adzab di akherat mengepung pemimpin yang mengaku dirinya Tuhan dan
> pengikutnya.
>
> 3. æóÍóÇÞó ÈöÂóáö ÝöÑúÚóæúäó ÓõæÁõ ÇáúÚóÐóÇÈö (45) ÇáäøóÇÑõ íõÚúÑóÖõæäó
> ÚóáóíúåóÇ ÛõÏõæøðÇ æóÚóÔöíøðÇ æóíóæúãó ÊóÞõæãõ ÇáÓøóÇÚóÉõ ÃóÏúÎöáõæÇ Âóáó
> ÝöÑúÚóæúäó ÃóÔóÏøó ÇáúÚóÐóÇÈö (46) æóÅöÐú íóÊóÍóÇÌøõæäó Ýöí ÇáäøóÇÑö
> ÝóíóÞõæáõ ÇáÖøõÚóÝóÇÁõ áöáøóÐöíäó ÇÓúÊóßúÈóÑõæÇ ÅöäøóÇ ßõäøóÇ áóßõãú ÊóÈóÚðÇ
> Ýóåóáú ÃóäúÊõãú ãõÛúäõæäó ÚóäøóÇ äóÕöíÈðÇ ãöäó ÇáäøóÇÑö (47) ÞóÇáó ÇáøóÐöíäó
> ÇÓúÊóßúÈóÑõæÇ ÅöäøóÇ ßõáøñ ÝöíåóÇ Åöäøó Çááøóåó ÞóÏú Íóßóãó Èóíúäó
> ÇáúÚöÈóÇÏö [ÛÇÝÑ/45-48]
>
> "
dan Fir'aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk.
> 46. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang[1324], dan pada
> hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun
> dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras."
> [1324]. Maksudnya: dinampakkan kepada mereka neraka pagi dan petang sebelum
> hari berbangkit.
> 47. Dan (ingatlah), ketika mereka berbantah-bantah dalam neraka, maka
> orang-orang yang lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri:
> "Sesungguhnya kami adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu
> menghindarkan dari kami sebahagian azab api neraka?"
> 48. Orang-orang yang menyombongkan diri menjawab: "Sesungguhnya kita semua
> sama-sama dalam neraka karena sesungguhnya Allah telah menetapkan keputusan
> antara hamba-hamba-(Nya)." (QS Mu'min/ Ghafir/ 40:45-48).
>
> Kerugian besar bagi pendukung dan pembela Ahmadiyah
> 1. Para pendukung dan pembela Ahmadiyah sangat rugi besar, karena berarti
> mereka sadar atau tidak sejatinya sama dengan mengiklankan diri bahwa diri
> mereka adalah sangat sesat sebagaimana Ahmadiyah yang mereka dukung.
>
> Ketika mereka (pentolan-pentolan NU, LSM, Liberal, sepilis sekuleris,
> pluralis agama dan liberalis, sebagian pejabat-pejabat, AKKBB dan kaum
> munafiqin) tadinya saat belum mendukung Ahmadiyah, mereka masih belum tampak
> secara jelas kesesatannya. Namun begitu mereka membela Ahmadiyah, maka
> jelaslah kesesatan mereka. Hingga orang awam pun (bila teguh Islamnya) maka
> faham betul bahwa ternyata mereka sesat.
>
> 2. Upah yang mereka terima di dunia ini, atau kedudukan yang mereka
> pertahankan, sama sekali tidak sebanding dengan dahsyatnya ancaman neraka
> kelak di Akherat. Karena sebagai pendukung kesesatan apalagi nabi palsu
> seperti Ahmadiyah itu, pendukungnya sangat diancam keras.
>
> Mengenai pembela nabi palsu (terkena juga bagi orang yang membela pengikut
> nabi palsu, seperti membela Ahmadiyah hakekatnya membela nabi palsu pula),
> dalam Musnad Al-Humaidi diriwayatkan:
>
> 3. - ÍóÏøóËóäóÇ ÇáúÍõãóíúÏöìøõ ÞóÇáó ÍóÏøóËóäóÇ ÓõÝúíóÇäõ ÞóÇáó ÍóÏøóËóäóÇ
> ÚöãúÑóÇäõ Èúäõ ÙóÈúíóÇäó Úóäú ÑóÌõáò ãöäú Èóäöì ÍóäöíÝóÉó Ãóäøóåõ ÓóãöÚóåõ
> íóÞõæáõ ÞóÇáó áöì ÃóÈõæ åõÑóíúÑóÉó : ÃóÊóÚúÑöÝõ ÑóÌøóÇáÇð¿ ÞõáúÊõ : äóÚóãú.
> ÞóÇáó : ÝóÅöäøöì ÓóãöÚúÊõ ÑóÓõæáó Çááøóåö -Õáì Çááå Úáíå æÓáã- íóÞõæáõ :«
> ÖöÑúÓõåõ Ýöì ÇáäøóÇÑö ÃóÚúÙóãõ ãöäú ÃõÍõÏò ». ÝóßóÇäó ÃóÓúáóãó Ëõãøó
> ÇÑúÊóÏøó æóáóÍöÞó ÈöãõÓóíúáöãóÉó.)ãÓäÏ ÇáÍãíÏí - ãßäÒ - (3 / 409)(
>
> Dari Imran bin Dhabyan dari seorang dari Bani Hanifah (suku yang ada nabi
> palsunya, Musailimah Al-Kadzdzab) bahwa ia mendengarnya, dia berkata, Abu
> Hurairah berkata kepadaku: Kenalkah kamu (seorang bernama) Rajjal? Aku
> jawab: ya. Dia (Abu Hurairah) berkata: Sesungguhnya aku telah mendengar
> Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: "Gigi gerahamnya
> (Ar-Rajjal) di dalam neraka lebih besar daripada Gunung Uhud". Dia dulunya
> masuk Islam kemudian murtad dan bergabung dengan Musailimah (Nabi palsu).
> (Musnad Al-Humaidi).
>
> Para pembela nabi palsu diancam siksa neraka sangat dahsyat. Termasuk para
> pembela Ahmadiyah pada hakekatnya adalah pembela nabi palsu, karena
> Ahmadiyah adalah pengikut nabi palsu Mirza Ghulam Ahmad.
>
> Saef bin Umar meriwayatkan dari Thulaihah dari Ikrimah dari Abu Hurairah dia
> berkata, "Suatu hari aku duduk di sisi Rasulullah bersama sekelompok orang,
> di tengah kami hadir Ar-Rajjal bin Anfawah. Nabi bersabda,
>
> 4. ÅäÝíßã áÑÌáÇ ÖöÑúÓõåõ Ýöì ÇáäøóÇÑö ÃóÚúÙóãõ ãöäú ÃõÍõÏò
>
> "Sesungguhnya di antara kalian ada seseorang yang gigi gerahamnya di neraka
> lebih besar dari Gunung Uhud."
>
> Kemudian aku (Abu Hurairah) perhatikan bahwa seluruh yang dulu hadir telah
> wafat, dan yang tinggal hanya aku dan Ar-Rajjal. Aku sangat takut menjadi
> orang yang disebutkan oleh Nabi tersebut hingga akhirnya Ar-Rajjal keluar
> mengikuti Musailimah dan membenarkan kenabiannya. Sesungguhnya fitnah
> Ar-Rajjal lebih besar daripada fitnah yang ditimbulkan oleh Musailimah." Hal
> ini diriwayatkan oleh Ibnu Is-haq dari gurunya, dari Abu Hurairah ra. (Lihat
> Ibnu Katsir,Al-Bidayah wan-Nihayah, dalam bahasan nabi palsu Musailimah
> Al-Kadzdzab, atau lihat buku Hartono Ahmad Jaiz,Nabi-nabi Palsu dan Para
> Penyesat Umat,Pustaka Al-Kautsar, Jakrta, 2007, bab Nabi Palsu Musailimah
> Al-Kadzdzab).
>
> Bagi yang bukan Ahmadiyah, kasus ini adalah ujian bagi Ummat, mau jadi
> munafiq alias kufur yang membela Ahmadiyah pemalsu Islam atau tetap mu'min
> dengan membela Islam. Juga pelajaran bagi Ummat Islam yang teguh bahwa
> mereka yang mengaku sebagai Muslim, baik jembel maupun tokoh bahkan
> bersorban atau berjulukan ulama atau kyai atau duduk di ormas yang ada lafal
> ulama-nya namun belum tentu pengakuannya itu benar sesuai dengan Islam.
> Bahkan ada yang lebih cinta kepada pemalsu Islam daripada Islam yang
> dipeluknya. Hingga terhadap pemalsu Islam, mereka keberatan kalau disebut
> sesat atau dilarang, namun terhadap yang memurnikan Islam sesuai dengan
> Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan pemahaman salafus shalih justru dianggap
> berbahaya dan bahkan sesat.
>
> Sikap seperti itu (kepada Ahmadiyah mereka membela dengan aneka cara,
> termasuk tak rela Ahmadiyah dibubarkan; namun kepada yang menegakkan sunnah
> atau syari'ah maka mereka memusuhi) pada dasarnya mereka hampir sama dengan
> Ahmadiyah pemalsu Islam itu sendiri, makanya mereka lebih nyaman bersama
> pendusta-pendusta agama itu. Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun.
> Itulah pada dasarnya musuh-musuh Islam namun mengaku Muslim.
>
> Pantas saja, Ahmadiyah yang memalsu Islam itu banyak pembelanya di sini. Lha
> wong jeroan mereka hinga lego lilo / tulus ikhlas membela pengikut nabi
> palsu-- kurang lebihnya seperti itu. Laa haula walaa quwwata illaa billaah.
> Tiada daya (untuk melaksanakan perintah-perintah Allah) dan tiada kekuatan
> (untuk menjauhi larangan-Nya) kecuali karena Allah.
>
> *Hartono Ahmad Jaiz dan Hamzah Tede, penulis buku Kuburan-Kuburan Keramat di
> Nusantara, insya Allah dibedah di IBF Senayan Jakarta, Ruang Anggrek, Kamis
> 10 Maret 2011 jam 13.00.
>
>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment