Advertising

Sunday, 1 May 2011

[wanita-muslimah] [Facebook News] Bersatulah kaum buruh; perjuangan belum selesai! by Aditya Nugraha Iskandar

 

Bersatulah kaum buruh; perjuangan belum selesai!
byAditya Nugraha Iskandar on Sunday, 01 May 2011 at 00:59

Perjuangan belum lah selesai. Relevansinya, kelas pekerja (buruh) masih berada
di bawah penindasan kelas berkuasa. Hubungan gelap antara bandit negara dan
agen-agen kapitalisme semakin merajalela. Korupsi semakin merajalela menghisap
uang rakyat. Sumber daya alam dikeruk secara membabi buta tanpa memperhatikan
harmonisasi alam. Dalam kehidupan realita, kebutuhan hidup semakin mahal dan
massifikasi serbuan produk-produk tentatif kapitalisme menuju titik krisis.
Skema ini tentu saja mendesak kelas pekerja terus terperosok dalam lubang
kemiskinan. Dimana negara? Mereka telah disandera oleh bandit-bandit Negara.

Dalam sejarahnya, Negara modern yang lahir dari revolusi Perancis 1789 merupakan
gerakan kaum Jacobin atau kelas borjuis melawan kelas feudal. Kaum borjuis
menggunakan kelas pekerja hanya untuk kepentingannya berkuasa dan melakukan
akumulasi modal. Setelah berkuasa, maka kaum borjuis menindas kelas pekerja
dengan penghisapan dalam hubungan produksi yang bersifat kapitalistik.

Kelas pekerja yang merupakan bagian besar massa rakyat, semakin menderita dalam
sistem kapitalisme. Mereka terus dihisap dan ditindas untuk ambisi segelintir
kelompok dalam memuaskan hawa nafsu mereka mencari keuntungan sebesar-besarnya .
Upah buruh terus ditekan sehingga masih jauh dari kata hidup layak. Bandingkan
dengan gaji para pejabat dan tunjangan elite-elite politik yang begitu mewah.

Ternyata pajak yang ditarik kepada rakyat lebih dinikmati oleh segelintir elite
dan kelompok tertentu. Buruh tetap miskin, diperbodoh dan tertindas. Negara juga
telah tersandera oleh kepentingan sendiri (selfish) dan kelompok elite
pengusaha. Filosofi dasar pembentukan negara Indonesia untuk menghapuskan
penindasan dari bumi nusantara masih jauh dari cita-cita. Kelas pekerja terus
menderita dibawah cengkraman pemilik modal. Maka "working men all countries,
unite!'" atau kelas pekerja seluruh dunia bersatulah seru Marx dalam Manifesto
Komunis. Kelas pekerja harus bersatu karena bandit negara dan bandit kapitalisme
telah bersatu padu memburu rente (rent seeking).

Selain itu Lenin mandang perlu bagi kelas tertindas untuk berpolitik, Lenin
berkata "kelas-kelas penghisap memerlukan kekuasaan politik untuk kepentingan
mempertahankan penghisapan, yaitu untuk kepentingan rakus segelintir minoritas
terhadap mayoritas terbesar rakyat. Kelas-kelas terhisap memerlukan kekuasaan
politik untuk kepentingan menghapus sepenuhnya segala penghisapan, yaitu untuk
kepentingan mayoritas rakyat melawan sgelintir minoritas pemilik budak modern,
para tuan tanah dan para kapitalis.

Ada banyak faktor yang menyebabkan buruh tetap termarginalkan. Pertama, Hubungan
produksi yang masih bersifat antagonistik kapitalistik. Alat produksi yang masih
dikuasai oleh kaum kapitalis menyebapkan adanya penghisapan dari nilai tambah
sebuah produksi. Seorang buruh tidak mampu menikmati kerja kerasnya dengan
layak. Mereka (buruh) teralienasi dari produk yang mereka hasilkan. Produk yang
dihasilkan dari tetes keringat kerja kerasnya. Hidup mereka tidak akan pernah
berubah menjadi sejahtera atau bahagia. Mereka bekerja setiap hari dengan keras
dari pagi sampai sore dengan imbalan upah yang hanya untuk bertahan hidup.

Kedua, institusi negara dan para aparatnya ternyata adalah alat dari kelas
borjuis untuk mempertahankan kekuasaannya. Hal ini dapat kita lihat dari kasus
korupsi yang banyak melibatkan hubungan aparat negara dengan bandit pengusaha.
Demokrasi yang dijalankan di negara kita, ternyata tidak bebas nilai. Demokrasi
menjadi agenda terselubung kaum konservatif ekonomi untuk mempertahankan keadaan
(status quo). Kontradiksi dan ketegangan antara kelas di dalam masyarakat
menurut Marx, diganti dengan pertarungan politik pragmatisme. Rakyat terbuai
oleh janji ilusi partai-partai pragmatis. Mereka dilibatkan tanpa di dengar dan
diperjuangkan hak-hak nya.

Dengan aparat militer dan penjaranya Negara juga membungkam perjuangan kelas
tertindas lewat tindakan represif. Marsinah adalah salah satu korban tindakan
represif Negara dan kelas borjuis. Masih banyak lagi kasus represifikasi kelas
berkuasa terhadap kaum buruh seperti penekanan upaya buruh untuk berserikat dan
penerapan sistem kerja kontrak (outsourching).

Ketiga, penggunaan anggaran negara yang tidak tepat sasaran dengan prinsip
utama, efisiensi dan efektifitas. Anggaran negara yang dihasilkan dari pajak dan
menjual sumber daya alam lebih banyak digunakan disektor konsumtif belanja rutin
aparatur negara. Subsidi untuk rakyat pun dihapuskan atas alasan efisiensi
anggaran, disaat gaji pejabat yang selangit. Pendidikan, kesehatan, produksi
pangan dan rumah murah tidak menjadi hal utama dalam politik penyusunan
anggaran.Tindakan ini diduga terjerat oleh hubungan politik yang selama ini
bersifat transaksional. Menjadi aparat negara bukan lah sebuah pengabdian,
tetapi lebih dari upaya mengeruk uang negara demi kepentingan pribadi dan
golongannya.

Kelima, terpecahnya gerakan progresif dalam memperjuangkan kebaikan umum (bonum
commune) sehingga kaum kapitalis-imperialisme semakin menghegemoni segi-segi
kehidupan. Kaum progresif tercerai berai mengalami divergensi akut serta miskin
keratifisme untuk menguak tabir gelap struktur masyarakat kapitalisme. Sekali
lagi kita ingat kata-kata Marx yang menyerukan kelas pekerja untuk bersatu. Ego
sektoral harus bisa diredakan dan menyalurkan energi pada satu revolusi besar.
Kelas pekerja harus bersatu padu dengan kekuatan progresif lainya baik itu
kalangan intelektual, mahasiswa, petani dan kaum minoritas. Meminjam teori
Foucault tentang dekonstruksi, bahwa bangunan yang ada di masyarakat harus di
rubuhkan dan dibentuk ulang dengan berlandaskan egalitarianisme, welfare dan
unity.

Revitalisasi dan reaktualisasi gerakan buruh

Setiap tanggal 1 Mei, seluruh dunia merayakan hari buruh sedunia yang lebih
populer dengan sebutan May Day. Dalam sejarah nya May Day dirayakan pertama kali
1 Mei 1886 di Amerika Serikat dan Kanada dengan tuntutan 'eight hour day'.
Kemudian May Day dalam konteks ruang dan waktu menjadi tonggak perjuangan kelas
buruh dan kelompok rakyat progresif untuk melawan penindasan struktural dan
kebudayaan bisu (culture silence) yang dilakukan oleh kelas berkuasa. May day
menjadi symbol untuk mendekonstruksi tatanan masyarakat yang bersifat menindas.

Dalam peringatan hari buruh sedunia, maka gerakan buruh harus segera melakukan
revitalisasi dan reaktualisasi. Revitalisasi gerakan buruh adalah usaha untuk
menguatkan kembali gerakan buruh melalui penyolidan gerakan buruh dan penguatan
karakter ideologi bersama. Ego sektoral harus segera dikesampingkan. Gerakan
buruh tidak hanya menjadi milik inklusif kalangan buruh, yang lebih dipersempit
menjadi buruh pabrikan. Prinsip unity dan ekstensifikasi gerakan menjadi sangat
dibutuhkan dalam meraih kemenangan. Gerakan buruh harus digerakan menjadi
gerakan rakyat progresif menuntut kesejahteraan bersama. Gerakan ini harus
melibatkan kelompok lain di luar buruh pabrik seperti kalangan mahasiswa, buruh
kerah putih (white colour), kelompok minoritas, kelompok religious dll.
Persatuan dan kesatuan gerakan buruh dengan elemen lain, akan menyebabkan sebuah
gelombang besar dalam melakukan transformasi di masyarakat.

Penguatan ideologi merupakan upaya militansi buruh dalam meniti perjuangannnya.
Ideologi merupakan struktur atas yang dipengaruhi oleh basis struktur dalam
pertentangan kelas di bidang ekonomi. Maka ideology menjadi alat dan cerminan
perjuangan kelas buruh. Tanpa penguatan ideologi, maka gerakan buruh mudah
terpecah belah atau dipecah belah demi kepentingan pribadi atau sektoral.

Pola reaktualisasi gerakan buruh harus mendorong gerakan pada konteks
kontemporer. Pengorganisasian gerakan harus mengaktualisasikan metode gerakan.
Kapitalisme yang melakukan tindakan hegemoni pada semua lini harus dilakukan
perang terhadap semua lini. Gerakan buruh harus merumuskan cara hidup humanisme
yang merupakan kontradiksi dari gaya hidup kapitalisme yang bersifat konsumtif.
Nilai-nilai kebersamaan, kesederhanaan dan peduli lingkungan harus menjadi
agenda gerkan hidup yang ditawarkan kelas buruh. Hal ini juga yang akan
mempertemukan gerakan kelas buruh dengan kelompok progresif lain baik itu
kelompok lingkungan, kelompok religious dan kelompok pejuang HAM. Maka semboyan
pun harus "Progresive class all countries, unite!".

Y. Khaldei | Production worker, 1934

http://sastrapembebasan.wordpress.com/
http://tamanmiryanti.blogspot.com/
Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
MARKETPLACE

Find useful articles and helpful tips on living with Fibromyalgia. Visit the Fibromyalgia Zone today!


Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment