Ribuan Warga NU Jatim Shalat Idul Fitri Hari Selasa, Bareng Arab Saudi & Muhammadiyah
NGANJUK (VOA-ISLAM.COM) - Ribuan warga Nahdliyin Jawa Timur tak sejalan dengan Pemerintah dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Berdasarkan rukyat dan hisab KH Ilyas Jauhari, mereka memilih berlebaran hari Selasa, berbarengan dengan Muhammadiyah dan Arab Saudi.
Meski sidang itsbat yang diumumkan pemerintah menetapkan 1 Syawal 1432 Hijriah jatuh pada Rabu, 31 Agustus 2011. Tapi ribuan warga Nahdlatul Ulama (NU) di Nganjuk, Jawa Timur, Selasa hari ini (30/8/2011) tetap melaksanakan shalat Idul Fitri di beberapa lokasi.
Ribuan warga Nahdlatul Ulama (NU) dari desa Ngetos Kecamatan Ngetos Kabupaten Nganjuk sejak pagi berduyun-duyun menuju Masjid As-Syafi'iyah di desanya untuk mengikuti shalat Idul Fitri. Banyaknya warga yang hadir untuk shalat menyebabkan masjid tak mampu menampung seluruh jamaah hingga meluber ke halaman masjid dan sebagian terpaksa shalat di pelataran Candi Ngetos.
....Banyaknya jamaah shalat menyebabkan masjid tak mampu menampung hingga meluber ke halaman masjid dan sebagian terpaksa shalat di pelataran Candi Ngetos...
Bagi warga Ngetos yang merupakan warga Nahdliyin, keputusan melaksanakan lebaran ini memang tidak sejalan dengan keputusan PBNU. 

Pasalnya, sebagai warga Nahdliyin tulen, warga juga mengikuti yang diputuskan seorang ulama terkemuka KH Ilyas Jauhari yang selama ini dikenal ahli di bidang ilmu hisab. 

Menurut warga, selama ini pedoman hisab untuk menentukan lebaran Idul Fitri sudah bertahun-tahun dan turun temurun. Bahkan perhitungan KH Ilyas Jauhari sebagai ahli Ilmu Hisab tidak pernah meleset.
Selain itu, berdasarkan rukyah yang dilakukan oleh KH Ilyas Jauhari kemarin menurut warga bulan sudah tampak 2 derajat selama 13 detik sehingga hari raya diputuskan hari ini.

 Tapi warga berharap, warga Nahdlatul Ulama perbedaan tidak dibesar-besarkan dan menjadi konflik.
Selain di kecamatan Ngetos, ribuan warga Nahdliyin di kecamatan Berbek juga melaksanakan shalat hari raya Idul Fitri, berbarengan dengan warga Muhammadiyah dan pemerintah Arab Saudi.
....berdasarkan rukyah yang dilakukan oleh KH Ilyas Jauhari kemarin menurut warga bulan sudah tampak 2 derajat selama 13 detik...
Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah memastikan 1 Syawal 1432 Hijriah atau Hari Raya Idul Fitri 2011 jatuh pada 30 Agustus 2011, sesuai dengan surat edaran PP Muhammadiyah Nomor 375/MLM/I.0/E/2011 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah 1432 Hijriah. Keputusan itu berdasarkan pada metode hisab haqiqi wujudul hilal yang dilakukan oleh Majelis Tarjih PP Muhammadiyah, berpatokan pada ilmu hisap dan ilmu falaq sesuai Al-Quran dan hadits.
Arab Saudi juga memastikan Hari Raya Idul Fitri atau 1 Syawal 1432 Hijriah jatuh pada hari ini, Selasa, 30 Agustus 2011, disiarkan televisi pemerintah Arab Saudi Al-Ekhbariyah. Keputusan itu diambil karena pada Senin, (29/8/2011), hilal di Arab Saudi telah terlihat.
Setelah Arab Saudi mengumumkan jatuhnya 1 Syawal 1432 Hijriah, banyak negara yang lain yang mengikutinya. Negara tersebut di antaranya, Mesir, Uni Emirat Arab, dan Qatar. [taz/okz, tin]
----- Original Message -----
From: "mas arcon" <masarcon@gmail.com>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Thursday, September 01, 2011 12:54 PM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Seri 989 Nuzulul Quran dan Hisab Imkanur Rukyah
Ada yg mau bayar kafarat dgn puasa 2 bulan berturut turut ? Hihiihi
:D
http://luar-negeri.kompasiana.com/2011/09/01/saudi-arabia-1-syawal-adalah-rabu-31-agustus-2011/
Saudi Arabia : 1 Syawal Adalah Rabu 31 Agustus 2011
REP <http://www.kompasiana.com/posts/type/raport/> | 01 September 2011 | 04:32 6503 35 6 dari 7 Kompasianer menilai aktual
----------------
Pengumuman mengejutkan dari badan astronomi setempat yang sebelumnya memberi kabar kepada pemerintah Saudi bahwa mereka telah melihat hilal sehingga kemudian pemerintah memutuskan Idul Fitri jatuh pada Selasa 30 Agustus 2011, namun ternyata kemungkinan yang dilihat pada tanggal 29 Agustus tersebut bukanlah bulan tapi benda angkasa lain yang kemudian di yakini sebagai planet Saturnus.
Kesalahanfahaman atas sebuah keputusan1 syawal kemarin dimungkinkan karena pemerintah mengacu dari berita yang disampaikan badan astronomi yang ditunjuk untuk mengamati hilal awal bulan syawal, dan kenyataanya yang mereka lihat bukanlah hilal tapi benda angkasa lain yang diperkirakan adalah planet saturnus dan kesalahan ini kabarnya telah di umumkan baik via media cetak maupun elektronik , pemerintah Saudi sendiri konon telah membayar kafarat untuk masalah ini kurang lebih sebesar 1 milyar real.
Dengan demikian.. keputusan pemerintah Indonesia yang menyatakan tanggal 31 Agustus 2011 adalah 1 syawal adalah benar, kalaupun menjadi polemik sesungguhnya mereka telah melakukan dan mengikuti apa yang menjadi perintah Rosulullah SAW yaitu Jika kalian melihat hilal, maka berpuasalah. " Jika melihat hilal (lagi), maka berbukalah. Jika tertutup awan, maka genapkan puasa menjadi 30 hari" .
salam,
mas arcon
status : mahasiswa
-----Original Message-----
From: aldiy@yahoo.com
Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Thu, 1 Sep 2011 04:13:26
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Reply-To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Seri 989 Nuzulul Quran dan Hisab Imkanur Rukyah
Pak Muiz,saya melihat bahwa yang paling merepotkan kita semua adalah perspektif memandang bahwa penentuan ramadan/lebaran adalah masalah keyakinan atau khilafiyah. Perspektif ini kemudian berkelindan dengan kepentingan "ummat" yang artinya juga kepentingan golongan ormas i.e. Muhammadiyah, NU, persis, jamaah ini itu, belum lagi para parpol. Tambah direpotkan dengan kepentingan/kemalasan unsur2 pemerintah eksekutif,legislatif,yudikatif dan militer/polisi.
Pertanyaannya, bagaimana kita meyakinkan semua pihak bahwa penentuan waktu bukanlah masalah aqidah?
Salam
Mia
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
-----Original Message-----
From: "Abdul Mu'iz" <quality@posindonesia.co.id>
Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Tue, 30 Aug 2011 12:44:06
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Reply-To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Seri 989 Nuzulul Quran dan Hisab Imkanur Rukyah
Kalau bagi umat Islam gak begitu penting soal kriteria derajat posisi hilal, kriteria kan sebenarnya konsumsi astronom muslim, tetapi begitu menciptakan perbedaan penentuan hari besar Islam dan dilanjutkan sepakat untuk berbeda ya hasilnya bukan kekompakan dalam berlebaran.
Gak tahu butuh berapa lama untuk menciptakan kekompakan bagi umat Islam Indonesia. Mungkin dengan mempertahankan masing2 ego sektoral merasa punya identitas khusus yang mungkin akan membanggakan kelompoknya atau gak tahu mengapa begitu ?.
Wassalam
Abdul Mu'iz
Powered by Telkomsel BlackBerry®
-----Original Message-----
From: aldiy@yahoo.com
Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Tue, 30 Aug 2011 12:28:38
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Reply-To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Seri 989 Nuzulul Quran dan Hisab Imkanur Rukyah
Kadang saya pikir keterlaluan kita jadi bahan tertawaan. Ummat Kristen yg nggak tau persis kapan Yesus dilahirkan,bisa menentukan tgl pastinya setiap tahun.
Apa sih kira2 yg terpenting buat Muslim (Indonesia):
1. Prioritas lebaran adalah silaturrahmi, betul kan?
2. Semua perlu tgl kepastian supaya bisa terencana jauh2 hari. Setuju kah? Kaget2an adalah yg paling tidak diinginkan.
3. Lebaran bareng juga untuk memudahkan.
Kira2 penting nggak sih untuk masyarakat perbedaan berapa derajat? Kurasa nggak deh ya. Yang lebih penting buat kita para pemimpin sepakat, bukan gitu?
Lalu gimana mendapat kesepakatan? Rumusannya bisa disepakatin kah? Misalnya A+4B =rukyah/hisab
Sepakat bulan dihisab atau dirukyah dengan 4 derajat. Lebih baik lagi dikasih range misalnya 2 - 6 derajat OK. Kalo kriterianya agak loose begini, bukannya lebih gampang?
Dan bikin kesepakatan ya jangan tahu2 dilempar di isbat, jauh2 hari udah ada pendekatan dan sepakat dg rumusannya. Isbat jadi semacam pengukuhan saja.
Terus kalau kita udah sepakat, pertanyaannya bagaimana pengaruh keputusan negara lain misalnya Saudi? Ya itu mah lain soal lagi.
Salam
Mia
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
-----Original Message-----
From: "Abdul Mu'iz" <quality@posindonesia.co.id>
Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Tue, 30 Aug 2011 09:16:28
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Reply-To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Seri 989 Nuzulul Quran dan Hisab Imkanur Rukyah
Selama penganut metode hisab (Muhammadiyah) dan penganut metode ru'yat (NU dan Pemerintah) tidak menyepakati mengenai berapa derajat posisi hilal ?, maka penentuan 1 Ramadlan maupun Syawal tidak akan kompak selamanya.
1) NU dan Pemerintah bersikukuh dengan kriteria > 2 derajat posisi hilal terlihat maka itulah awal 1 Ramadhan atau 1 Syawal.
2) Muhammadiyaj bersikukuh dengan kriteria < 2 derajat posisi hilal meskipun tidak mampu dilihat dengan indra mata telanjang apalagi kondisi cuaca mendung atau hujan, namun dapat dilihat menggunakan sains dan teknologi, maka itulah awal penentuan 1 Ramadlan maupun syawal.
Itulah sebabnya ketika sidang itsbat hari Senin tanggal 29 agustus tadi malam, meskipun semua pihak mengetahui dan menyepakati posisi hilal 1, 5 derajat, namun karena kriteria yang dianut berbeda menghasilkan penetapan berbeda.
Wassalam
Abdul Mu'iz
Powered by Telkomsel BlackBerry®
-----Original Message-----
From: "H. M. Nur Abdurrahman" <mnur.abdurrahman@yahoo.co.id>
Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Tue, 30 Aug 2011 16:24:25
To: <tahajjud_call@yahoogroups.com>; <wanita-muslimah@yahoogroups.com>; <Tadabbur@yahoogroups.com>; Sabili<sabili@yahoogroups.com>; <Relexjap@yahoogroups.com>; <mayapadaprana@yahoogroups.com>; <mangajiRN@yahoogroups.com>; <Lautan-Quran@yahoogroups.com>; <Jamaah-Islamiyah@yahoogroups.com>; <Info_Islam@yahoogroups.com>; BUGINESE@yahoogroups.<BUGINESE@yahoogroups.com>
Reply-To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Seri 989 Nuzulul Quran dan Hisab Imkanur Rukyah
Silakan lihat update di bawah
Wassalam
HMNA
----- Original Message -----
From: H. M. Nur Abdurrahman
To: tahajjud_call@yahoogroups.com ; wanita-muslimah@yahoogroups.com ; Tadabbur@yahoogroups.com ; Sabili ; Relexjap@yahoogroups.com ; mayapadaprana@yahoogroups.com ; mangajiRN@yahoogroups.com ; Lautan-Quran@yahoogroups.com ; Jamaah-Islamiyah@yahoogroups.com ; Info_Islam@yahoogroups.com ; BUGINESE@yahoogroups.
Sent: Sunday, August 28, 2011 8:07 PM
Subject: [wanita-muslimah] Seri 989 Nuzulul Quran dan Hisab Imkanur Rukyah
BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM
WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
989 Nuzulul Quran dan Hisab Imkanur Rukyah
Perang Badar terjadi pada hari Jumat 27 Ramadhan tahun kedua Hijrah [Barsihannor: "Spiritualisme Ramadhan", Harian Fajar, Rubrik Opini, edisi 18 Agustus 2011].
Tanggapan:
Untuk menghemat rungan, maka dalam Seri 989 ini semua ayat dan hadits dituliskan artinya saja:
-- Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada Lailatu l-Qadr (S. Al-Qadr, 97:1)
-- Jika kamu beriman kepada apa yang kuturunkan kepada hamba Kami pada hari al-Furqaan, hari bertemunya dua pasukan (S. Al-Anfaal, 8:41).
Jadi Nuzulul Quran pada Lailatu l-Qadr dan pada waktu bertemunya dua pasukan yaitu Perang Badar.
Selanjutnya:
-- Carilah olehmu Lailatu l-Qadr pada sepuluh malam ganjil terakhir dalam bulan Ramadhan (HR Bukhari dan Muslim).
Jadi tulisan Barsihannor bahwa Perang Badar pada 27 Ramadhan benar adanya, karena 27 itu terletak pada sepuluh malam ganjil terakhir dalam bulan Ramadhan, di mana kita disuruh cari Lailatu l-Qadr, bukan sebagaimana umumnya di Indonesia ini dikatakan bahwa Nuzulul Quran itu pada 17 Ramadhan.
***
Hisab Imkanur Rukyah (perhitungan kuantitatif hilal bisa dirukyah)
-- Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua (36:39).
NU telah memperkenankan penggunaan alat untuk rukyah dan mengadopsi kriteria hisab imkanur rukyah untuk menolak kesaksian rukyah. Sejak 1994, PBNU telah membuat pedoman bahwa kesaksian hilal bisa ditolak bila semua ahli hisab sepakat menyatakan hilal tidak mungkin dirukyah. Prinsip penolakan itu telah dilakukan dalam sidang itsbat penentuan Idul Fitri 1418/1998 yang menolak kesaksian di Cakung dan Bawean. Saat itu hilal masih di bawah kriteria hisab imkanur rukyah.
Keputusan Musyawarah Tarjih Muhammadiyah 1932 menegaskan bahwa datangnya awal bulan bukan hanya dengan rukyah, tetapi juga dengan hisab. Hisab bisa berdiri sendiri sebagai sumber pengetahuan datangnya Ramadhan dan bulan-bulan qamariyah lainnya. Muhammadiyah perlu juga terbuka untuk mengkaji ulang ijtihadnya. Muhammadiyah mendefinisikan hisab sebagai perhitungan falakiyah tentang posisi hilal.
Namun, hisab membutuhkan kriteria mengenai hilal. Tidak ada satu pun dalil dalam hadits atau Al-Quran yang menyebutkan secara tegas apa itu hilal yang bisa diterjemahkan secara kuantitatif dalam kriteria untuk hisab. Yang ada hanya isyarat berbentuk tandan yang tua dalam ayat (36:39). Oleh sebab itu dipakai pendekatan falakiyah, yaitu kriteria: "Wujudul hilal adalah keadaan bulan beberapa saat setelah ijtimak sebelum maghrib, bila matahari terbenam lebih dahulu dari bulan".
Di samping itu ada pula kriteria kedua yang terkandung dalam "liru'yatihi", yaitu "mata tidak silau lagi oleh sinar matahari", sehingga hilal itu mampu dideteksi oleh mata dengan pertolongan instrumen. Bintang-bintang pada siang hari tidak bisa kita lihat karena mata kita silau oleh sinar matahari. Jadi walaupun hilal sudah ada di atas ufuk, namun tidak akan bisa dilihat kalau terlalu dekat ke matahari, walaupun matahari telah tenggelam. (jarak hilal dengan matahari pada ufuk tidak tetap, karena matahari bergeser bolak balik utara - selatan pada bola langit)
Wujudul hilal yang memenuhi kedua kriteria itu yakni hisab imkanur rukyah secara kuantitatif, tinggi hilal 2 derajat, umur hilal sejak ijtimak 8 jam dan sudut bulan-matahari 6,8 derajat. Muhammadiyah belum menerima kriteria yang kedua. Andaikata Muhammadiyah telah menerima kriteria kedua itu, maka Hisab Imkanur Rukyah adalah titik temu antara rukyah (NU) dengan hisab (Muhammadiyah).
Muhammadiyah insya-Allah akan lebaran pada hari Selasa 30 Agustus 2011, karena telah memenuhi kriteria pertama, yaitu "telah terjadi ijtimak sebelum maghrib dan matahari terbenam lebih dahulu dari bulan" pada 29 Ramadhan. Yaitu ijtimak antara pukul 10.04.03 WIB sampai pukul 10.05.16 WIB dengan tinggi hilal 1 derajat 57' 45,08", sedikit sekali di bawah 2 derajat. Karena terpaut sedikit sekali saja, maka kemungkinan hilal bisa dirukyah???(#) Marilah kita tunggu hasil rukyah nanti besok hari Senin tatkala matahari terbenam.
***
Ada pula yang perlu diperhatikan seperti ditulis dalam Seri 988 ybl, mengenai dialog Ibnu Abbas vs Kuraib:
Kuraib bertanya: "Tidakkah suduh cukup dengan rukyah hilalnya Mu'awiyah (yakni di Syam)?" Ibnu Abbas menjawab: "Tidak." Andai sampai di sini saja percakapan itu, maka hadits ini mauquf Ibnu Abbas. Namun pada bagian akhirnya Ibnu Abbas melanjutkan: "Demikianlah kami diperintahkan oleh Rasulullah SAW." Dengan demikian, maka hadits ini marfu', sanadnya sampai kepada RasuluLlah SAW.
Hadits ini menunjukkan wujudul hilal tidak berdasar atas wilayatul hukmi, melainkan tergantung mathlaq. Karena Indonesia ini memanjang dari barat ke timur, maka waktu wujudul hilal di sebelah barat akan berbeda dengan di sebelah timur dari garis batas wujudul hilal [GBWH] (garis lengkung tempat kedudukan titik-titik di mana tinggi hilal nol derajat), jika GBWH itu memotong Indonesia. GBWH selalu bergerak dari bulan (syahr, month) ke bulan berikutnya. Hal ini perlu diperhatikan oleh Majlis Tarjih Muhammadiyah.
Kesimpulan, apabila GBWH memotong Indonesia maka 1 Ramadhan dan 1 Syawwwal akan tetap terjadi perbedaan di antara wilayah yang sebelah barat dengan sebelah timur GBWH, berhubung prinsip wilayatul hukmi bertentangan dengan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas seperti dipaparkan di atas itu. Lalu bagaimana dengan yang tinggal pada GBWH? Itu mutasyabihat, cukupkan 30 hari, fakmiluw 'iddata tsalaatsiyn. Bagi kita di Indonesia pertanyaan itu sekarang ini tidak perlu, karena GBWH sekarang ini tidak memotong Indonesia, yaitu berada di sebelah timur Indonesia, sehingga wilayatul hukmi dapat diterapkan.
WaLlahu a'lamu bishshawab.
*** Makassar, 28 Agustus 2011
[H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii-hmna.blogspot.com/2011/08/989-nuzulul-quran-dan-hisab-imkanur.html
-----------------------------------------
(#)
Update:
Hilal terlihat di Cakung, Jakarta Timur dan di Kudus, Jepara, Jawa Tengah, Senin (29/08/2011 Sayangnya, kesaksian rukyah hilal tersebut dibantah dan dinafikan oleh MUI, lewat KH Ma'ruf Amin, dalam sidang isbat 1 Syawwal 1432 Hijriyyah, di Jakarta, Senin (29/08/2011) malam Selasa. Penolakan tersebut alasannya karena di bawah hisab imkanur rukyah 2 derajat, maka hasil rukyah tersebut tidak bisa diterima.
tTnggapan:
dalam praktikum ilmu fisika, tidak ada angka bulat, selalu ada embel-embel +/-, jadi 2 derajat +/-sekian%. KH Ma'ruf Amin dan pennyokong-penyokongnya (apa sudah distel?) terlalu mempermudah, pokoknya di bawah 2 derajat ditolak, habis perkara. Semestinya sidang diskors, perintahkan jawatan agama setempat mengambil sumpah mereka yang merukyat, lalu dilaporkan ke sidang Itsbat. Seorang Arab gurun datang kepada Nabi SAW bahwa ia telah melihat hilal, lalu Nabi SAW bertanya, apakah engkau percaya kepada Allah? Ya, jawab sang Arab gurun. Apakah engkau percaya Muhammad Rasulullah? Ya jawab sang Arab gurun. Kemudian Nabi SAW memanggil Bilal dan diberi isnsturksi: Umamukan orang shaum esok hari
HMNA
[Non-text portions of this message have been removed]
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment