----- Original Message -----
From: "mas arcon" <masarcon@gmail.com>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Saturday, September 03, 2011 4:58 PM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Tanggapan, Ulasan dan Himbauan
Baca di bagian komen di link sebelumnya. Polemik di antara para astronom jeddash tersebut ada. Dan di ulas di media massa arab.
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
HMNA:
arcon, mana itu polemik di antara para astronom jeddash ? Ayuh tunjuukan
http://politik.kompasiana.com/2011/09/01/ada-postingan-1-syawal-di-kompasiana-menyesatkan/
Ada Postingan 1 Syawal di Kompasiana Menyesatkan
OPINI | 01 September 2011 | 14:14 47836 260
SAUDARA Kompasiner, tidak berarti saya menyepelekan postingan orang lain. Tetapi saya mencoba mengajak untuk bertanggungjawab dan melakukan postingan dengan bertanggungjawab. Dibawah ini adalah salahsatu contoh postingan yang banyak dikunjungi Kompasiner lain, namun saya anggap perlu perhatian banyak dari kawan-kawan. Penyebabnya, sumber tulisan yang tidak jelas telah digunakan sebagai justifikasi sepihak dan tidak bertanggungjawab sehingga dapat menyebabkan kesesatan informasi. Sebagai Kompasiner, mari belajar dari kesalahan, dan memperbaikinya, semoga bermanfaat. Berita yang dikutip penulis bernama JIDDAN, telah dibantah sendiri oleh sumber aslinya. Mari simak.
Coba lihat ini:
http://luar-negeri.kompasiana.com/2011/09/01/saudi-arabia-1-syawal-adalah-rabu-31-agustus-2011/
Tulisan itu bisa anda buka di
http://luar-negeri.kompasiana.com/2011/09/01/saudi-arabia-1-syawal-adalah-rabu-31-agustus-2011/
MEMBACA judul tulisan tersebut, seolah disimpulkan bahwa SAUDI ARABIA lah yang mengklaim bahwa 1 Syawal adalah 31 Agustus 2011, dan membatalkan keputusannya yang sebelumnya memutuskan 1 Syawal adalah 30 Agustus 2011.
sekarang, lihatlah tulisan yang saya beri stabilo:
Lihat Stabilo angka 1: penulis menyebut sumber dari "Badan Astronomi Setempat"...tapi tak pernah menyebut sumbernya. Saya mencoba membuka berbagai situs yang berkaitan dengan "Badan Astronomi Setempat", dan juga berbagai situs lain yang membahas dan pemerhati astronomi Saudi Arabia, ternyata tidak menemukan fakta tersebut.
Lihat Stabilo angka 2: Penulis mulai ragu dengan tulisannya, terlihat dari cara penulis menggunakan kata :"KONON".
Lihat Stabilo angka 3: Penulis dengan tegas tapi terburu-buru menyimpulkan bahwa 1 Syawal yang benar di Indonesia adalah 31 Agustus 2011.
Lalu, lihat saat penulis menerka-nerka dan malah tidak yakin atas tulisannya berikut:
Penulis ternyata masih menggunakan kata "JIKA BENAR PENERINTAH SAUDI MEMBAYAR KAFARAT".
Karena keraguannya itu, lalu, saya kirim kalimat untuk memperingatkan selaku sesama kawan di Kompasiana:
lalu ada jawaban begini yang sangat mengagetkan saya:
TERNYATA: Lihat Stabilo 1: tulisan saudaraku JIDDAN, hanya dihasilkan dari obrolan sesama teman..perbincangan..ASTAGHFIRULLAH.
lalu, dengan keraguannya, penulis bersembunyui di balik kata insya Allah: Lihat Stabilo 2.
Meskipun hanya berasal dari obrolan tak jelas, namun, penulis nekat memberi judul yang sangat menyesatkan
"Saudi Arabia: 1 Syawal Adalah Rabu 31 Agustus 2011?
seolah itu adalah informasi resmi Saudi Arabia. Mestinya judulnya khan begini:
"Hasil Perbincangan dengan Teman Saya: 1 Syawal Adalah Rabu 31 Agustus 2011?
Dalam diskusi itu juga sampaikan beberapa catatan agar pemosting menyadari kekeliruannya:
Sayang, pemulis terus mengelak.
Untung saja, setelah panjang lebar ada diskusi di situ, dan pengunjung hingga puluhan ribu, ada seorang kawan memposting komentar yang sangat bagus:
"Setelah saya lihat link yg diberikan, dan sesuai dengan pengetahuan saya dengan bahasa arab, maka link tersebut adalah tidak menyebutkan ralat resmi dari Pemerintah Saudi Arabia, jadi berhati-hatila dalam memposting, jangan sampai menghembuskan berita yang tidak dapat dipertanggung jawabkan. Setelah saya baca dari link-link tersebut, disana hanya membahas seperti yg dibahas disini, yaitu perdebatan antara ahli falak (ahli hisab) dengan Ulama syari'ah yg mendukung ru'yatul hilal. Dan pernyataan yg dicatut dari Jeddah Astronomy Society adalah tidak benar alias HOAX . Ini bantahan dari Jeddah Astronomy Society bahwa kabar tersebut bohong : http://jasas.net/vb/showthread.php?t=4742
Ini aslinya:
Belakangan, saya mendapatkan banyak broadcast melalui BBM yang isinya adalah juga link liar "informasi menyesatkan dari Bung JIDDAN itu". Untunglah, ada postingan komentar dari bung Abu Siddiq di atas, sehingga melegakan saya. Karena link dar1 Abu Siddiq itu juga sumber berbahasa Arab, silahkan mencari Ahli Bahasa untuk proses tabayyun. Semoga bisa menjawab semua keraguan saya dan sebagian Kompasiner.
TERAKHIR, Jiddan malah membantah bahwa tulisannya salah:
lihat pengakuannya:
lihat stabilo di atas, Jiddan mengakui tulisannya TIDAK BOHONG. katanya itu demi judul agar menarik bagai magnet. Sungguh parah. Demi judul menarik, dengan berbohong. Klik aja linknya
http://sosbud.kompasiana.com/2011/09/02/arrahmahcom-sebaiknya-memuat-3-tulisan-saya-terakhir/
Ternyata, kebebasan menulis yang diberikan KOMPASIANA, kadang tidak dibarengi dengan tanggungjawab. Terimakasih. Salam.
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
salam,
mas arcon
status : mahasiswa
-----Original Message-----
From: "H. M. Nur Abdurrahman" <mnur.abdurrahman@yahoo.co.id>
Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Sat, 3 Sep 2011 16:42:42
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Reply-To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Tanggapan, Ulasan dan Himbauan
Saya copas catatan kaki
(##)
Ada berita burung dari <http://www.kompasiana.com/posts/type/raport/>, yang dikobarkan oleh arcon yang status : mahasiswa , bahwa di Arab Saudi lebaran pada Hari Rabu 31 Agustus. Yang benar di Arab Saudi lebaran pada Hari Selasa 30 Agustus
Itu berita burung adalah h o a x
baca ini:
http://politik.kompasiana.com/2011/09/01/ada-postingan-1-syawal-di-kompasiana-menyesatkan/
HMNA
----- Original Message -----
From: H. M. Nur Abdurrahman
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Friday, September 02, 2011 9:31 PM
Subject: [wanita-muslimah] Tanggapan, Ulasan dan Himbauan
Tanggapan, Ulasan dan Himbauan
oleh HMNA(#)
Insya-Allah akan dimampatkan untuk Seri 991, 11 September 2011
Lembaga Penerbangan dan Antasariksa Nasional (LAPAN) mengusulkan agar pemerintah menaikkan standar imkan rukyat 4 derajat. "Ini agar tidak ada lagi dikotomi hisab dan rukyat. Jadi, dua-duanya sudah bisa bersatu karena kriteria imkan rukyat bisa digunakan dalam hisab dan rukyat," kata astronom riset Lapan Thomas Djamaluddin di Jakarta kemarin.
http://www.fajar.co.id/read-20110902010515-lapan-usulkan-empat-derajat
Tanggapan:
Sidang itsbat penentuan Iyd al-Fihtri 1418/1998 menolak kesaksian di Cakung dan Bawean. Saat itu hilal masih di bawah kriteria imkanur rukyah 2 derajat. Namun PWNU Jawa Timur tidak tunduk pada PBNU dan hasil sidang Itsbat, karena menerima kesaksian di Cakung dan Bawean tersebut. Demikian pula yang terjadi sekarang ini. Rais Suriah Pimpinan Wilayah NU DI Jakarta KH Maulana Kamal Yusuf menyebarkan informasi bahwa 1 Syawal jatuh pada hari Selasa 30 Agustus. Beliau percaya dengan tiga orang saksi yang melihat hilal di Pondok Pesantren Al-Husainiyah, Kampung Baru, Cakung Jakarta Timur. Karena itu beliau meminta ummat Islam yang terlanjur berpuasa pada hari Selasa supaya membatalkan puasanya. Lagi pula ribuan warga Nahdliyin Jawa Timur tak sejalan dengan Pemerintah dan PBNU. Mereka memilih berlebaran hari Selasa, berbarengan dengan Muhammadiyah dan Arab Saudi,(#) karena berdasarkan rukyah yang dilakukan oleh KH Ilyas Jauhari, yaitu hilal sudah tampak selama 13 detik.
Tim rukyat Kementerian Agama (Kemenag) di Pantai Kartini Jepara melihat hilal pada Senin sore. Tim Rukyat di Cakung, Jakarta Timur juga telah melihat hilal antara jam 17.57 sampai 18.02 WIB dilihat oleh tiga orang saksi: H Maulana Latif SPdI, Nabil Ss dan Rian Apriano. Ketiga saksi tersebut diambil sumpahnya oleh KH Maulana Yusuf (Rois Syuriah PWNU DKI, didampingi Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab, dan Pimpinan Pondok Pesantrean Al-Itqon, KH Mahfud Assirun.
Selain Tim Rukyat Kemenag Jepara, tim rukyat ormas yang menyatakan telah melihat hilal Senin Sore, di antaranya: Tim Rukyat Jama'ah Anshorut Tauhid, Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Jum'iyat An-Najat, dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Hasil pantauan Tim Rukyat itu sesuai dengan pantauan Tim Rukyat di negara-negara Arab. Arab Saudi memastikan Hari Raya Idul Fitri atau 1 Syawal 1432 Hijriah jatuh pada hari Selasa, 30 Agustus 2011, karena pada Senin, (29/8/2011), hilal sudah terlihat.
Sumber
http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/08/30/15969/hilal-sudah-terlihat-senin-sore-tapi-pemerintah-tetapkan-1-syawal-hari-rabu/
Jadi fakta menunjukkan, sedangkan imkanur rukyat 2 derajat saja secara internal NU pecah, sejak Iyd al-Fihtri 1418/1998 dan sekarang ini. Betapa pula akan dinaikkan menjadi 4 derajat. Akan bertambah banyak jumlahnya kesaksian yang akan ditolak. Kiat Thomas Djamaluddin, lain yang gatal, lain yang digaruk.
***.
Garis lengkung tempat kedudukan titik-titik di mana tinggi hilal nol derajat itu merupakan garis batas wujudul hilal [GBWH]. GBWH ini bergerak dari bulan (syahr, month) ke bulan berikutnya. Jika GBWH berada dekat Indonesia maka akan terjadilah seperti yang kita alami di Indonesia sekarang. Dan keadaan ini akan tetap terjadi secara perodik sebab secara periodik GBWH datang berkunjung dekat Indonesia.
Bahkan lebih-lebih lagi jika GBWH membelah dua wilayah Republik Indonesia. Maka dalam hal ini Muhammadiyah bersikap memberlakukan konsep mathla' (bukan lagi Wilayatul Hukmi) sebagaimana yang tertuang dalam putusan Munas Ke-27 Tarjih pada 3-8 Juli 2010 di Makassar. Apa artinya itu? Jika GBWH membelah Indonesia, maka di antara warga Muhammadiyahpun akan berbeda dalam mulai berpuasa ataupun ber-'Iyd al-Fithri, yaitu di sebelah barat GBWH akan berpuasa ataupun ber-'Iyd al-Fithri lebih dahulu satu hari ketimbang yang bermukim di sebelah timur GBWH. Mengapa? Karena di sebelah barat GBWH telah terjadi wujudul hilal, sedangkan di sebelah timur GBWH hilal belum wujud.
Patut pula diketahui bahwa setiap tahun penduduk yang bermukim di pemukiman yang dipotong oleh garis batas International Date Line (IDL) ataupun bermukim dekat-dekat IDL, bisa Natalan ataupun bertahun baru dua kali. Setelah Natalan ataupun bertahun baru di sebelah timur IDL mereka melangkahi dengan kaki garis IDL ke sebelah barat IDL yang baru Natalan ataupun bertahun baru keesokan harinya.
***
Imkanur rukyah (kemungkinan hilal bisa dirukyah) mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:
1. Ijtima' terjadi sebelum matahari terbenam.
2. Umur bulan baru pada saat matahari terbenam telah lebih dari 8 jam sejak ijtima'.
3 Ketinggian bulan di atas ufuk saat matahari terbenam pada tanggal 29 bulan qamariyah tidak kurang dari 2° dan jarak lengkung (bulan-matahari) tidak kurang dari 3° (sudut bulan-matahari tidak kurang dari 6,8°).
Syarat untuk wujudul hilal adalah sebagai berikut:
1. Ijtima' atau konjungsi terjadi sebelum matahari terbenam.
2. Posisi hilal (bulan baru) pada saat matahari terbenam sudah di atas ufuk.
Ulasan dan Himbauan.
Syarat 2 dan 3 dari Imkanur Rukyah itu adalah syarat bahwa mata tidak silau lagi oleh sinar matahari. Inilah makna "lirukyatihi" dalam Hadits:
-- 'An Abiy Hurayrata yaquwlu qaala nNabiyyu Sh M shuwmuw liru'yatihi wafthuruw liru'yatihi, fain ghubbiya 'alaykum fakmiluw 'iddata sya'baana tsalaatsiyn, (Rawahu Bukhariy), artinya:
-- Dari Abu Hurayrah (ia) berkata: Nabi SAW (telah) bersabda puasalah kamu apabila melihatnya dan berbukalah apabila kamu melihatnya dan jika tertutup atasmu maka sempurnakanlah bilangan Sya'ban tiga puluh (HR Bukhari).
Patut menjadi perhatian, bahwa kepekaan mata manusia tidak sama, sehingga ada saja seseorang matanya dapat mendeteksi hilal walaupun di bawah 2°, seperti kenyataan baru-baru ini, yang pada sidang itsbat sangat dengan mudah menolak hasil rukyah yang dilaporkan di dalam sidang tsb.
Menteri Agama kurang berhati-hati dalam memimpin sidang. Sepatutnya ketiga orang saksi yang melihat hilal di Pondok Pesantren Al-Husainiyah di Jakarta Timuur itu dipanggil dalam sidang itsbat. Dan di samping itu secara kuantitatif setelah laporan yang merukyah itu masuk, sebelum sidang Menteri Agama memerintahkan stafnya untuk menghitung berapa % deviasi di bawah 2°. Sehingga jangan serta-merta asal di bawah 2° lalu begitu saja ditolak.
Kalau ketiga orang saksi tersebut yang telah diambil sumpahnya oleh KH Maulana Yusuf (Rois Syuriah PWNU DKI, didampingi Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab, dan Pimpinan Pondok Pesantrean Al-Itqon, KH Mahfud Assirun, pengetahuannya tentang seluk-beluk melihat hilal itu sudah terjamin oleh hasil "ujian" oleh pakar dalam siding itsbat tsb, maka dihimbau dikoreksilah patokan di atas 2° itu menjadi di atas 2°- 1,86% (##)
Dihimbau pula agar syarat untuk wujudul hilal ditambah lagi satu butir, sehingga menjadi sebagai berikut:
1. Ijtima' terjadi sebelum matahari terbenam.
2. Posisi hilal pada saat matahari terbenam sudah di atas ufuk
3. Sinar pantulan matahari oleh bulan sudah mengatasi sinar langsung dari matahari, artinya mata tidak silau lagi sehingga mampu mendeteksi hilal.
Butir tambahan (3) sesuai dengan Keputusan Musyawarah Tarjih Muhammadiyah 1932, yang menegaskan bahwa datangnya awal bulan dengan rukyah dan hisab.
-----------------
(#)
Tinggi hilal 1° 57' 45,08". Deviasi 2° - 1° 57' 45,08" = 2' 14,12" = 2' + 14,12/60' = 2' + 0,235' = 2, 235' = [100 x 2, 235/(2 x 60)] % = 1,86%
(##)
Ada berita burung dari <http://www.kompasiana.com/posts/type/raport/>, yang dikobarkan oleh arcon yang status : mahasiswa , bahwa di Arab Saudi lebaran pada Hari Rabu 31 Agustus. Yang benar di Arab Saudi lebaran pada Hari Selasa 30 Agustus
http://www.lintas-kabar.com/2011/08/30/arab-saudi-lebaran-hari-ini/
http://www.tempointeraktif.com/hg/kabar_lebaran_10/2011/08/30/brk,20110830-354066,id.html
http://bangka.tribunnews.com/2011/08/30/mekah-tetapkan-lebaran-selasa-30-agustus-2011
WaLlahu a'lamu bishshawab.
------------------------------
(#)
H.Muh.Nur Abdurrahman, anggota Majlis Pengkajian MUI Sulawesi Selatan
[Non-text portions of this message have been removed]
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment